Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Botram

9 Juli 2016   16:08 Diperbarui: 9 Juli 2016   16:14 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istirahat, menikmati udara segar yang bebas polusi, sambil menikmati pemandangan indah yang menyejukkan, kami semua pun mengucap syukur atas kebersamaan, kehangatan persaudaraan dan kekeluargaan yang kental ini.

Matahari pun merangkak. Setelah mengemasi barang-barang perabotan, dan tak lupa menjaga kebersihan lingkungan, sampah-sampah dari plastik pun dikumpulkan di satu tempat, lalu dibakar.

Jalan pulang kembali ke rumah lebih menyenangkan. Perut kenyang, semuanya oke, jalanan lebih banyak menurun, meski banyak kendaraan yang berseliwearan, tapi kami tak terjebak macet. Lalu lintas ramai lancar. Sebelum ashar, kami sudah sampai di rumaah masing-masing.

Terima  kasih Tuhan, atas botram yang menghangatkan.

Medarjaya, 9 Juli 2016.

Rujukan:

         

https://komunitasaleut.com/2014/07/07/asal-usul-bancakan-dan-botram/

https://noorfamily.wordpress.com/2013/02/28/2-botram-part-1/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun