Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jejak-jejak Cinta

14 Februari 2016   15:00 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:34 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sujud bertelut di pangkuan kasih-Mu.

Hanya debulah aku di bawah duli kaki-Mu

Hauskan kasih sayang sabda pengampunan

Di pintu-Mu aku terpuruk, aku tak bisa berbalik.

Dalam bungkus sesal yang masih tersisa

Kubisikkan ampun seribu ampun dengan air mata.

 

 

PS. Kisah “Jejak Telapak Kaki”ini masih tetap membekas. Saya dapatkan dari sebuah pelatihan, tapi saya tidak tahu lagi sumbernya. Saya tulis ulang dengan cara saya. Maafkan saya.

Bandung, 14 febr 2016.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun