Mohon tunggu...
Sufira Rahmi
Sufira Rahmi Mohon Tunggu... Lainnya - Pascassarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh

tertarik dalam dunia ilmu al-Quran dan tafsir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Teori Double Movement Fazlur Rahman dalam Problematika Isu-Isu Kontemporer

16 Desember 2023   15:03 Diperbarui: 16 Desember 2023   15:05 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pecihitam.org/fazlur-rahman/

Jika diterapkan dengan metode Fazlur Rahman maka gerakan pertama ialah dengan melihat kondisi sosio historis ketika ayat ini diturunkan, ditemukan bahwa pada zaman dahulu perempuan memiliki keterbatasan untuk beraktifitas di luar rumah terlebih dalam bidang muamalah, oleh karena jarangnya ia beraktifitas dan berperan di luar rumah hal ini mengakibatkan lemahnya akan pengetahuan yang dimilikinya, dan hal ini tentu akan mengaburkan kesaksian karena keterbatasan ilmunya, terlebih lagi dulu posisi perempuan sering ditindas dan diancam oleh laki-laki, jadi fungsi dari adanya dua perempuan sebagai saksi ialah jika satu saksi diancam untuk mengubah kesaksiannya maka ada satu saksi lagi yang menguatkan dan mengingatkan.

 

Gerakan kedua, dengan melihat kondisi social di era kontemporer banyak perempuan yang sudah beraktifitas keluar rumah, dan tidak jarang menempuh Pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi dalam ilmu Pendidikan, bahkan juga ada yang menempuh Pendidikan di bidang muamalah dan ilmu terkait lainnya,, hal ini menunjukkan bahwa kapasitas perempuan dalam pengetahuan akan bidang muamalah tentunya sudah berbeda dengan perempuan di zaman klasik. Hal inilah menurut Rahman akan perlu adanya penafsiran ulang terhadap ayat ini dengan melihat konteks kekinian. Fazlur Rahman menambahkan, kesaksian perempuan dianggap tidak terlalu berharga dibandingkan kesaksian laki-laki, tergantung  apakah  perempuan  memiliki  ingatan finansial yang buruk atau tidak. Jika perempuan mempunyai pengetahuan tentang  transaksi keuangan, tidak ada alasan menolak mereka dalam persaksian dan bisa memperlakukan perempuan dan laki-laki secara setara dalam hal persakisan.[18] Hal ini juga bertujuan untuk merealisasikan nilai al-Quran yang mengusung konsep keadilan, sebagaimana Rasyid Ridha berpendapat Pria dan wanita memiliki kemampuan yang sama dalam mengingat dan melupakan sesuatu, dan mereka cenderung melupakan hal-hal yang bukan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.[19]

 

Penutup

 

Fazlur Rahman merupakan tokoh modern Pakistan yang berupaya menemukan kembali nilai-nilai Al-Quran dalam segala teorinya agar tetap relevan dalam konteks masa kini. Ia percaya bahwa di era ini tidak boleh menyangkal modernisme dan tidak juga meninggalkan tradisionalisme  Keduanya dapat digabungkan secara bersamaan. Menurut Rahman, hal ini menjadi solusi atas disorientasi ijtihad yang terjadi belakangan ini. Hal inilah yang  dalam pemikiran Rahman dikenal dengan istilah gerakan ganda, dan secara lebih umum istilah gerakan ganda digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara mengaitkan latar belakang sosio-historis dengan peristiwa yang terjadi saat ini. Kajian terhadap teori gerak ganda  dianggap memiliki peran penting dalam menerjemahkan kembali al-Quran dalam menjawab permasalahan-permasalahan baru yang belum ditemukan jawabannya secara jelas dalam al-Quran maupun hadis. Oleh karena itu gagasan pemahaman kontekstual terhadap suatu ayat menjadi kunci segar bagi pengmabang penafsiran al-Quran yang tepat dan bias menjawab permasalahan-permasalahan baru di era kontemporer ini.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun