Perpustakaan yang baik, hendaknya seperti pedagang yang pro aktif memasarkan dagangannya ke konsumen dengan berbagai kegiatan yang kreatif dan berkesinambungan.
Ketika menjumpai dirinya sudah mulai sepi pengunjung, maka perpustakaan sekolah hendaknya tidak boleh dibiarkan. Ia harus banyak melakukan program-program yang lebih pro aktif untuk melakukan persuasi ke warga sekolah, misalnya dengan cara mendekatkan buku-buku kepada siswa melalui gerobak baca, tangga baca, sudut baca, kantin baca, dll.Â
Atau juga bisa dengan cara mengadakan berbagai even-even literasi yang bisa melibatkan warga sekolah dengan suka cita, semisal mengadakan kompetisi review buku, storry telling, lomba menyampul buku, dan lain-lain.
Ya, perpustakaan sekolah harus merasa resah jika melihat warga sekolah mulai tak bernafsu dengan kegiatan literasi. Karena sekolah yang diisi oleh manusia-manusia yang gila membaca adalah sekolah yang akan memiliki energi yang berbeda.Â
Energi yang selalu mendorong untuk terus berpikir kritis, terus kreatif, dan terus bertumbuh. Bukan energi yang terlalu cepat puas dengan usaha ala kadarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H