Dan salah satu tempat yang bisa mencerminkan iklim gila ilmu pengetahuan dalam sebuah sekolah tersebut adalah perpustakaan.Apabila kita sepakat memandang bahwa buku adalah sumber ilmu pengetahuan.
Maka perpustakaan sebagai tempat bersemayamnya buku-buku adalah gudang yang menyimpan berbagai stok ilmu pengetahuan tersebut. Layaknya pusat-pusat berbelanjaan yang memiliki gudang besar guna menampung stok barang-barang untuk konsumennya.
Maka sangatlah wajar jika sekolah sebagai pusat pembelajaran juga harus menyediakan stok ilmu pengetahuan  yang dibutuhkan oleh siswa-siswanya.
Jika sebuah toilet siswa yang bersih dan nyaman bisa dijadikan sebagai parameter manajamen sekolah yang baik, maka tersedianya perpustakaan yang keren di dalam sekolah juga bisa dijadikan penanda bahwa sekolah tersebut memang serius dalam memberikan asupan ilmu pengetahuan yang berlimpah bagi siswa-siswanya.Â
Sekolah tersebut tidak hanya sekadar sekolah yang bagus --karena dikelola dengan sistem manajemen yang sangat baik---tapi juga merupan sekolah yang cemerlang, karena hakikat sekolah sebagai sarang ilmu pengetahuan tertanam kuat dalam iklim sekolah tersebut.
Lalu, pertanyaannya, bagaimana cara menilai kualitas perpustakaan sekolah yang keren ? Apakah sekolah yang tidak memiliki bangunan perpustakaan yang luas diak bisa menjadi sekolah yang cemerlang ?Â
Ah, dari dulu saya lebih suka memandang sebuah perpustakaan bukan masalah bangunan dan berbagai logistik yang di dalamnya.Â
Lebih dari itu, perpustakaan adalah sebuah ekosistem yang dengan aktif melakukan kerja-kerja literasi untuk orang-orang yang berada di sekitarnya. Dalam kacamata saya pribadi, sebuah perpustakaan sekolah bisa dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
Kuantitas pengunjung dan sirkulasi buku yang kondusif
Pada hakikatnya, sebuah buku diciptakan untuk dibaca. Bukan dipajang saja. Jadi, ketika bertemu sebuah ruangan di sekolah yang bertuliskan "Perpustakaan" di atas kusen pintunya.
Namun begitu masuk tidak terlihat satu orang pun di dalamnya kecuali seorang yang duduk di meja penjaga, apalagi ketika kita lihat daftar peminjaman bukunya juga masih sepi-sepi saja, entah mengapa saya lebih suka menyebut ruangan itu sebagai gudang penimbunan buku daripada perpustakaan.
Tentu kita semua sepakat bahwa perpustakaan diciptakan memang ditujukan agar orang-orang yang ada di dalam sekolah (bukan siswa saja) bisa membaca buku-buku di sana, supaya wawasannya bisa lebih berkembang.Â