Langit porhot do gota ni simargala-gala, hansit ngot-ngot do ibana na so mangoloi hata.
Tinallik bulung sihupi, pinarsaong bulung sihala, au manolsol di pudi, dang sipasingot na soada.
Sakit tak terkira konsekuensi bagi seorang yang tidak mengikuti hukum.
Penyesalan datangnya terlambat, bukannya tidak ada nasihat sebelumnya.
(Bandingkan dengan koruptor yang sudah divonis sekarang ini, tentulah sakit dihukum bukan?)
OMN memiliki hati yang mengampuni. Dia pun sudah melihat penderitaan yang dialami Siboru Deangparujar, maka disuruhlang sang messenger SMUN untuk menemui Siboru Deangparujar. Pesannya agar dia kembali ke Dunia Atas untuk menemui tunangannya Si Raja Odap-odap sesuai hukum perkawinan yang diatur dalam DnT.
“Rigonan ma au laklak, unang apala singkoru, rigonan nama au mate unang apala mangolu, dang olo be au anggo tusi” begitu jawaban dari Siboru Deangparujar. Dia memilih mati daripada bertunangan dengan Si Raja Odap-odap. Begitu sampai 3 kali SMUN menyampaikan pesan, begitu jawaban yang sama diberikannya. Lalu dia meminta agar OMN sudi memberi segenggam tanah untuk material, Siboru Deangparujar bermaksud membangun tempat tinggal di atas aek na lung (lautan luas) itu.