Riset dapat dilakukan melalui kunjungan langsung ke lokasi wisata sejarah. Selain itu, juga bisa melalui obrolan dengan penjaga lokasi wisata atau masyarakat sekitar.Â
Hal ini penting agar tidak ada kesalahan dalam menulis sejarah sebuah tempat. Selain itu, juga untuk memberikan jaminan kebenaran atau keyakinan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat dalam sejarahnya.Â
Informasi lainnya yang dikumpulkan, yaitu terkait dengan peristiwa penting di lokasi tersebut. Tidak lupa informasi detail lainnya terkait lokasi wisata sejarah.Â
2. Membuat kerangka tulisan
Seperti halnya tulisan lain, menulis artikel wisata sejarah pun memerlukan kerangka. Kerangka tulisan ini salah satunya meliputi pengantar.
Pada bagian pengantar, nantinya bisa berupa paragraf pembuka yang menarik atau membuat penasaran. Selain itu, juga basa-basi terkait kunjungan ke lokasi wisata sejarah.Â
Bagian selanjutnya adalah deskripsi lokasi wisata. Deskripsi bisa memuat tentang gambaran umum lokasi wisata sejarah.Â
Dalam deskripsi, penting juga menyertakan keunikan lokasi wisata sejarah. Selain itu, juga menyertakan informasi hal-hal yang bisa dinikmati di lokasi wisata.Â
Tidak lupa juga menambahkan sejarah dari lokasi wisata tersebut. Bagian ini merupakan poin penting. Sumbernya bisa dari masyarakat sekitar atau referensi yang ada, tentu dengan mencantumkan sumber.Â
Bagian kerangka lainnya adalah hal-hal lain terkait lokasi wisata sejarah. Misalnya, akomodasi, akses menuju lokasi, sarana prasarana di lokasi, dan harga tiket masuk.Â
Pada bagian penutup tulisan ada baiknya disertai dengan ajakan untuk mengunjungi lokasi wisata sejarah.Â
3. Menggunakan bahasa yang menarik
Tulisan wisata sejarah harus menarik dan mudah dipahami pembaca. Penggunaan bahasa menjadi kunci menarik minat pembaca.Â