Oleh karena itu, guru penggerak sebagai peserta lokakarya memilih menjadi penjawab pertama. Alasannya sangat sederhana.Â
Melalui pengamatan saat proses pembelajaran ternyata mereka tidak ingin ada yang mendahului jawabannya. Sebab mau tidak mau harus memikirkan jawaban lain jika menjawab belakangan.Â
Di satu sisi, taktik ini memang memunculkan kelas yang aktif. Namun, di sisi lain akan berbahaya jika tidak dikelola dengan baik.Â
Taktik ini akan menumbuhkan kompetisi dan bukan kolaborasi. Semua peserta ingin menjadi yang pertama.Â
Tentu peran PP selaku fasilitator sangat besar dalam mengelola hal ini. Tujuannya agar kelas tetap kondusif dan semua peserta mendapat kesempatan sama dalam belajar.
2. Menjadi peserta terakhir dalam urutan
Taktik ini diterapkan guru penggerak saat mendapatkan tugas berantai dalam kelompok. Menjadi posisi terakhir akan mendapat kesempatan lebih banyak untuk belajar dari peserta sebelumnya.Â
Taktik ini sangat bagus. Hal ini karena melahirkan kelas yang terus bertumbuh. Kelas yang terus berkembang dari pengalaman peserta lainnya.Â
Peserta terakhir memiliki kesempatan lebih besar mengumpulkan informasi penting. Selanjutnya akan memanfaatkan informasi tersebut untuk membuat dirinya lebih baik.Â
Namun, perlu diwaspadai juga apabila peserta terakhir enggan berbagi. Hal ini akan berbahaya bagi peserta lainnya.Â
Peserta lain akan merasa hanya sebagai sumber belajar saja. Mereka merasa tidak dilibatkan peserta terakhir sebagai teman belajar.Â