Kedua, berpikir positif
Berpikir positif bukan monopoli guru penggerak. Siapa saja harus memilikinya. Dengan berpikir positif, seseorang tidak akan mudah menghakimi.Â
Termasuk menghakimi kegagalan diri sendiri. Guru penggerak yang berpikir positif akan menghargai kegagalan diri sebagai pijakan. Tentunya agar lebih baik lagi ke depan. Dengan demikian motivasi diri menjadi penggerak sejati akan tetap tertanam dalam hati.Â
Ketiga, menjaga hati
Menjaga hati juga salah satu strategi menjaga motivasi diri. Hati yang terjaga tidak akan mudah menyerah okeh keadaan. Hati yang terjaga juga akan lebih kuat menghadapi kenyataan.Â
Bagaimanapun juga tidak semua orang bisa menghargai kiprah guru penggerak. Bahkan tidak jarang orang yang tidak sepakat dengan keberadaan guru penggerak.Â
Dengan menjaga hati, seorang guru penggerak tidak akan terlalu terbawa perasaan oleh komentar miring dari sekitar. Hal ini akan menjamin motivasi diri terus berkembang dalam hati.Â
Keempat, mengingat kembali cita-cita
Strategi ini juga penting dilakukan guru penggerak. Mengingat kembali cita-cita luhur terhadap kemajuan pendidikan akan membuat guru penggerak tidak surut oleh hambatan.Â
Mengingat cita-cita akan membuatnya mencari cara menuntaskan hambatan. Hal ini juga akan membuat guru penggerak mampu bertahan.Â
Adanya ingatan tentang cita-cita yang ingin diwujudkan akan menjaga motivasi diri guru penggerak. Dengan demikian guru penggerak akan terus berusaha mewujudkannya.Â