"Tanpa motivasi diri guru penggerak tidak akan terus bisa tergerak, bergerak, dan menggerakkan." - Sudomo
Saat mengikuti seleksi Pendidikan Guru Penggerak (PGP), calon pendaftar dihadapkan pada salah satu tes. Tes tersebut adalah esai. Soal pertama tes esai adalah motivasi menjadi guru penggerak.Â
Tentu setiap pendaftar memiliki motivasi yang berbeda-beda. Ada yang untuk mengembangkan diri melalui belajar. Ada juga yang ingin mengembangkan orang lain lewat berbagi. Apa pun itu motivasi diri sangat menjadi penentu dalam lolos atau tidaknya dalam tes esai.Â
Hal ini karena dari uraian tentang motivasi diri, asesor mendapat gambaran seberapa besar upaya guru untuk bisa lulus. Bagaimanapun juga adanya motivasi diri yang kuat merupakan kunci sukses mengikuti pendidikan.
Apa Itu Motivasi?Â
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.Â
Motivasi juga diartikan sebagai usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.Â
Pengertian motivasi menurut John W Santrock, yaitu proses memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi itu penuh energi, terarah, dan bertahan lama.
Pentingnya Motivasi Diri Guru Penggerak
Motivasi diri guru penggerak merupakan syarat agar bisa tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Adanya motivasi ini akan mampu mendorong seorang guru penggerak terus berpikir maju.Â
Dorongan dari dalam diri ini akan menjadikan guru penggerak senantiasa bertumbuh. Bukan saja dalam pola pikir, melainkan juga dalam kompetensi.Â
Motivasi diri ini bisa jadi tidak serta merta ada. Kadang harus ada tantangan terlebih dulu untuk bisa mengeluarkannya. Memang ada yang sejak awal telah memilikinya. Namun, belum begitu berkembang.Â
Hal ini karena sebelum menjadi guru penggerak, sosok tersebut merasa berada di zona nyaman. Zona ini membuat seseorang enggan untuk berkembang.Â
Mengikuti PGP akan membuat seorang guru menemukan tantangan baru. Pengalaman belajar yang berbeda dari sebelumnya. Selain itu, rentang waktu yang lama juga layak ditaklukkan.Â
Tanpa adanya motivasi diri untuk menaklukkan, mustahil bisa lulus pendidikan. Selain itu, tanpa motivasi diri untuk belajar, kebosanan siap menyergap dan mematahkan semangat.Â
Hal ini setidaknya menjadi bukti bahwa motivasi diri sangat berarti bagi guru penggerak sejati.Â
Bagaimana Menjaga Motivasi Diri Guru Penggerak?Â
Motivasi diri sejatinya sama dengan perasaan lainnya. Artinya tidak stabil, tetapi bisa saja mengalami perubahan. Oleh karena itu, harus dijaga agar tidak sampai menurun.
Agar bisa tetap tergerak, bergerak, dan menerapkan, maka guru penggerak butuh strategi khusus. Berikut adalah strategi menjaga motivasi diri yang bisa dilakukan guru penggerak.Â
Pertama, selalu optimis
Bagi guru penggerak selalu optimis itu penting. Hal ini akan menjadi semangat tersendiri saat mengimplementasikan prakarsa perubahan di sekolah.Â
Adanya sifat selalu optimis membuat seorang guru penggerak percaya usahanya tidak sia-sia. Hal ini juga akan membuat guru penggerak lebih siap saat menghadapi tantangan atau hambatan.Â
Selalu optimis memungkinkan seorang guru penggerak akan cepat bangkit dari keterpurukan. Guru penggerak juga akan lebih sigap menemukan solusi mengatasi rintangan. Hal ini akan membuat motivasi diri guru penggerak tetap menyala dalam diri.Â
Kedua, berpikir positif
Berpikir positif bukan monopoli guru penggerak. Siapa saja harus memilikinya. Dengan berpikir positif, seseorang tidak akan mudah menghakimi.Â
Termasuk menghakimi kegagalan diri sendiri. Guru penggerak yang berpikir positif akan menghargai kegagalan diri sebagai pijakan. Tentunya agar lebih baik lagi ke depan. Dengan demikian motivasi diri menjadi penggerak sejati akan tetap tertanam dalam hati.Â
Ketiga, menjaga hati
Menjaga hati juga salah satu strategi menjaga motivasi diri. Hati yang terjaga tidak akan mudah menyerah okeh keadaan. Hati yang terjaga juga akan lebih kuat menghadapi kenyataan.Â
Bagaimanapun juga tidak semua orang bisa menghargai kiprah guru penggerak. Bahkan tidak jarang orang yang tidak sepakat dengan keberadaan guru penggerak.Â
Dengan menjaga hati, seorang guru penggerak tidak akan terlalu terbawa perasaan oleh komentar miring dari sekitar. Hal ini akan menjamin motivasi diri terus berkembang dalam hati.Â
Keempat, mengingat kembali cita-cita
Strategi ini juga penting dilakukan guru penggerak. Mengingat kembali cita-cita luhur terhadap kemajuan pendidikan akan membuat guru penggerak tidak surut oleh hambatan.Â
Mengingat cita-cita akan membuatnya mencari cara menuntaskan hambatan. Hal ini juga akan membuat guru penggerak mampu bertahan.Â
Adanya ingatan tentang cita-cita yang ingin diwujudkan akan menjaga motivasi diri guru penggerak. Dengan demikian guru penggerak akan terus berusaha mewujudkannya.Â
Strategi tersebut di atas dapat dikembangkan sendiri oleh guru penggerak. Tidak menutup kemungkinan juga bagi guru lainnya. Harapannya dengan menerapkan strategi ini seorang guru dapat terus bertumbuh. Tentunya menyesuaikan dengan kodrat anak sebagai lurd di sekolah.Â
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H