Kedua, memberikan ruang untuk mengambil jeda.
Dengan menulis jurnal refleksi guru penggerak menciptakan jeda dari apa yang telah dilakukan. Jeda ini bermanfaat bagi guru untuk melihat kembali secara mendalam capaian pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan melihat kembali akan mendapatkan gambaran atau rencana perbaikan ke depan.Â
Ketiga, sarana menyadari emosi dan reaksi diri.
Jurnal refleksi mampu membuat seorang guru penggerak menyadari emosi diri. Hal ini tertuang dalam perasaan-perasaan yang dituliskan. Jurnal refleksi ini juga menjadi sarana guru penggerak dalam mengenali reaksi diri terhadap suatu peristiwa.Â
Keempat, sarana meningkatkan kompetensi.
Menulis jurnal refleksi menjadi sarana meningkatkan kompetensi menuangkan ide ke dalam tulisan. Menulis jurnal secara rutin akan melahirkan pembiasaan. Pembiasaan yang awalnya sulit lama kelamaan akan menjadi mudah dan menyenangkan. Â
Bagaimana Menulis Jurnal Refleksi Dwi Mingguan yang Efektif?
Menulis jurnal refleksi yang efektif membutuhkan modal pemahaman yang baik. Modal ini akan memudahkan dalam menulis nantinya.Â
Berikut ini beberapa langkah sistematis yang dapat dilakukan oleh guru penggerak.Â
Pertama, memilih model refleksi yang sesuai.Â
Kesesuaian model yang dipilih akan menyebabkan rasa nyaman dalam menulis. Rasa nyaman ini adalah salah satu kunci memulai dan menyelesaikan tulisan.Â
Kedua, mengingat pembelajaran sebelumnya.