Sementara terkait pengelolaan aset di sekolah, guru penggerak bisa mengambil hati kepala sekolah terlebih dahulu. Upaya ini dilakukan dengan menyampaikan hasil pemetaan aset sekolah kepada kepala sekolah. Bukan saja disampaikan, melainkan juga didiskusikan terkait kemungkinan penerapannya dalam program sekolah.
Selanjutnya terlibat aktif dalam mengelola aset juga merupakan kunci. Keterlibatan penuh ini tentu akan memudahkan kepala sekolah dalam menentukan kebijakan terkait program. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap eksistensi guru penggerak di sekolah.
Pengelolaan aset yang dilakukan tentu tidak bisa sendirian. Dukungan dari kepala sekolah saja tidak cukup. Membutuhkan dukungan dari seluruh warga sekolah. Tidak ada salahnya jika guru penggerak secara berkala bekerja sama dalam menyampaikan hasil kerjanya.Â
Tentu guru penggerak tidak bisa memaksa seluruh warga sekolah menyukainya. Namun, setidaknya berawal dari rasa suka akan menumbuhkan kesadaran warga sekolah untuk mendukung pergerakan perubahan di sekolah secara suka rela.
Semoga bermanfaat!
Salam Bloger Penggerak
Sudomo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H