Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Filosofi Bulayak

14 November 2022   06:03 Diperbarui: 15 November 2022   18:21 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Long... cermin ini artinya kita sebagai manusia harus mawas diri. Kamu tahu tidak kenapa?" tanya Amaq Locong sambil menatap wajah Solong yang duduk di sampingnya. 

Amaq Locong melihat anaknya itu menggelengkan kepala. Dia pun meneruskan penjelasannya. 

"Karena kita harus menyadari kemampuan diri kita sendiri. Kita juga harus bercermin pada apa yang kita lakukan. Kalau melakukan kebaikan, tentu balasannya juga akan baik. Begitu, Long. Ngerti kamu?" tanya Amaq Locong sambil melihat tembolak dia samping hidangan. 

Amaq Locong pun kembali melanjutkan penjelasannya, "Cangkang kerang ini artinya kematian. Menandakan bahwa amal kebaikanlah yang akan dibawa mati. Karenanya berbuat baiklah agar selamat di akhirat nanti. Begitu, Long."

Keduanya pun berbagi tawa. Terlebih ketika Solong mampu menceritakan kembali penjelasan ayahnya. Namun, tiba-tiba tawa keduanya berhenti ketika seorang perempuan menghampiri. 

"Maaf, Pak. Jadi, Bapak pesan berapa porsi?" tanya perempuan itu sambil duduk di hadapan Amaq Locong dan Solong. 

Amaq Locong dan Solong berbagi tatap. Keduanya mendadak terdiam. Mereka tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. 

Amaq Locong pun akhirnya berhasil menenangkan diri dan angkat bicara, "E e e... Maaf, Bu. Saya tidak pesan apa-apa."

Pelayan warung itu menatap Amaq Locong dan Solong bergantian. Dia terlihat mengernyitkan dahi. 

"Saya kemari sebenarnya hanya ingin mengembalikan ini. Tadi saya menemukannya di dekat tempat sampah di depan warung," kata Amaq Locong kemudian sambil menyodorkan lembar menu kepada perempuan itu. 

Amaq Locong pun berdiri diikuti Solong dan pelayan itu. Sebelum pamit dia berkata, "Saya mengambil ini karena sepertinya ini tadi ikut terbuang tanpa sengaja. Saya juga melihat sepertinya ini masih bermanfaat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun