Mohon tunggu...
Sudomo
Sudomo Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak Lombok Barat

Trainer Literasi Digital | Ketua Komunitas Guru Penggerak Lombok Barat | Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 | Penulis Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Filosofi Bulayak

14 November 2022   06:03 Diperbarui: 15 November 2022   18:21 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembar menu sedikit robek di bagian ujung bergambar sate bulayak nan menggoda itu pun berpindah ke tangan penjual sate bulayak. Gambar hidangan yang sejak tadi dilihat Solong di lembar menu itu pun hilang dari pandangannya. Amaq Locong mengajak Solong untuk melanjutkan perjalanan memulung sampah. Namun, belum beberapa langkah dia mendengar sebuah panggilan. 

"Bapak tunggu! Ini untuk Bapak," kata penjual sate itu menyodorkan bungkusan berisi dua porsi sate bulayak kepada si bapak. 

Bapak itu pun menjawab, "Tidak usah, Bu. Terima kasih."

"Tidak baik menolak rezeki, Pak. Ini sebagai bentuk terima kasih saya karena Bapak menemukan lembar menu ini. Soalnya di sini ada catatan pemesanan yang sangat banyak," kata penjual itu sambil menyodorkan bungkusan berisi dua porsi satai bulayak. 

Setelah mengucapkan terima kasih, bapak itu memutuskan mengajak anaknya untuk pulang menemui ibunya untuk makan bersama. Mereka baru saja menemukan filosofi bulayak tentang kebaikan dan balasannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun