Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

PSBB, Kita, dan Stigma Politik

15 September 2020   08:52 Diperbarui: 17 September 2020   10:32 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal uang itu selama ini berasal dari APBD DKI, termasuk potongan tunjangan para guru-guru, dan pegawai Pemprov DKI Jakarta lainnya sejak April 2020. Refocusing anggaran untuk mendahulukan kesehatan masyarakat luar biasa besarnya. Belum lagi anggaran pengeluaran lainnya seperti penambahan tenaga medis kontrak yang harus dipersiapkan hingga Desember 2020. 

Setop stigma Politik 

Jangan ganggu dan stop politisasi Covid-19 terhadap pemprov DKI Jakarta. Mereka juga telah berjuang sejak awal Maret 2020 lalu dengan melakukan pemantauan terhadap para Warganya yang pulang berpergian dari luar negeri terutama dari daerah pandemik Covid-19. Di saat yang sama Pemerintah Pusat asyik ber - euphoria dengan mengatakan bahwa Covid-19 susah masuk Indonesia karena birokrasi dll. 

Hari ini kita saksikan bahwa pemerintah pusat keliru dan baru siuman dari pingsan. Ini untuk menggambarkan bagaimana peemerintah kaget, bingung dan terheran-heran sendiri hadapi Covid-19. Termasuk para Taipan Pebisnis mereka keberatan PSBB Ketat Tahap II. 

Seharusnya mereka sadar para pengusaha tokh mereka telah menikmati keuntungan berlipat-lipat ganda pada situasi normal lalu. Katakanlah harta karun mereka tak habis di makan tujuh turunan. Tidak etis dan tidak bermoral masa Pandemik bicara untung rugi. 

"Seharusnya liburkan pegawai mereka dan berikan hak-hak pegawai penuh sebagai bentuk solidaritas dan membangun kesetiakawanan sosial. Bukan malah sebaliknya menuntut para pegawainya kerja lebih keras lagi."

Stop pula para Buzzer bukankah Pandemik ini lama ulah bapak-bapak pejabat yang kurang menjaga perilaku dan ucapan seenaknya saja. Jika pemerintah DKI Jakarta tidak melakukan PSBB ketat tahap kedua apa yang mau diharapkan atas perekonomian Indonesia? 

"Tidak ada rumus bahwa ada negara di dunia ini mampu mendongkrak perekonomian mereka sama seperti kondisi pra Covid-19 dengan sukses di saat Pandemi terjadi tanpa mendahulukan kesehatan masyarakat." 

Berkontribusi di masa Pandemik Covid-19 sebagai warga negara yang baik saat ini sama dengan menyelamatkan Indonesia. Sudah 93,5 kota dan kabupaten menjadi berwarna merah. warna di luar merah yang masih berwarna orange, kuning atau hijau tinggal menunggu nasib. 

Jika kita berbicara tentang Covid-19 khususnya di Jakarta maka akan menjadi titik perhatian para epidemiologi, pakar keuangan, sosiolog dan para psikolog berkomentarlah yang saling menguatkan bukan saling melemahkan. 

Kalau yang mengatakan PSBB Tahap II bisa diimbangi dengan menambah tempat tidur perawatan(bed), Ruangan Kamar Perawatan dengan mendayagunakan Rumah Sakit Kecamatan, Gelanggang Olah Raga (GOR), Apartemen, dan semua yang bisa digunakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun