Mohon tunggu...
Sudiono
Sudiono Mohon Tunggu... Lainnya - I Owner Vpareto Travel Indonesia I Konsultan Ausbildung I https://play.google.com/store/apps/details?id=com.NEWVPARETOTOURNTRAVEL.android&pli=1

Pemerhati Masyarakat, Field study : Lychee des metiers des sciences et de I'industrie Robert Schuman, Le Havre (2013). Echange France-Indonesie visite d'etudes des provisieur - Scolaire Descrates Maupassant Lychee de Fecamp. Lycee Louis Modeste Leroy, Evreux (2014), Lycee Professional Jean Rostand, Rouen (2014), Asean Culinary Academy, Kuala Lumpur (2012). Departement of Skills Development Ministry of Human Resources Malaysia (2013). Seoul Technical High School (STHS) 2012. Jeju Self Governing School (2012), Assesor BNSP Marketting (2016), Assesor Akreditasi S/M (2015), Pelatihan CEC Coach Wiranesia (2022), pemilik Vpareto travel Indonesia,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vaksin Covid 19: Penantian Panjang Peradaban Manusia

22 Agustus 2020   14:25 Diperbarui: 22 Agustus 2020   14:27 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para Tenaga kesehatan siap menjalankan tugas (Dok.Pribadi Sudiono)

ASAL MULA COVID-19
Virus Corona mendunia bak bintang film kontroversial. Kehadirannya diperbincangkan mulai dari Kepala Negara, Menteri, Pejabat Kesehatan, hingga rakyat awam biasa. Kecepatan penyebarannya melebihi virus-virus yang pernah ada di dunia ini. Badan Kesehatan Dunia (WHO)  sudah meningkatkan status Covid-19 menjadi pandemic. 

Virus Corona berasal dari coronaviruses (CoV) seperti MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome) menurut penyelidikan yang telah dilakukan  ditularkan dari unta ke manusia dan SARS (Severe Acute Respitatory Syndrome) ditularkan dari musang ke manusia. Khusus nCoV ( Novel Coronavirus) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Secara medis Virus ini menyebabkan pernapasan akut, demam, batuk dan masalah pada paru-paru. 

Virus Corona satu keluarga dengan Virus MARS dan SARS berasal dari Kota Wuhan, China sebagai awal mula virus ini berawal. Virus corona ditemukan juga pada Kalelawar horror bagi peradaban manusia. Seseorang yang terinfeksi virus Corona jika terlambat mendapat perawatan medis kurang dari 3 minggu akan mengalami kematian. Virus Corona dinamakan lain Covid-19 (Corona Virus Disease 2019)  mulai merebak di Indonesia awal Maret 2020 lalu.

Faktor mobilitas penduduk dunia yang sangat tinggi, perjalanan via udara  penduduk antar Negara ke satu Negara lain, perjalanan masyarakat dari satu kota ke kota lain, aktivitas kerumunan masyarakat dan kontak individu dalam berkelompok juga turut memperlebar penyebaran virus corona. Penyebaran virus corona bisa melalui berbagai jenis benda, bahan dan material sehari-hari yang dipergunakan manusia. Hingga saat ini, hampir tak ada Negara di dunia ini yang belum tertular terinfeksi virus corona. Tercatat sudah 193 Negara di dunia telah terjangkit. (detik.com 7/7/2020)

Up date bersumber  dari Kementerian Kesehatan RI dan Datawrapper  Perkembangan Covid-19 per 21 Agustus 2020 pukul 15.52 Kasus Positif di Indonesia 149.408 orang, Meninggal Dunia 6.500 orang. Seluruh Dunia kasus positif 22.688.934 orang dan 793.864 orang dinyatakan meninggal dunia. Angka pertambahan kasus positif dan meninggal dunia bakal terus bertambah seiring belum diketemukannya Vaksin antivirus Covid-19.

PANDEMIK PRA COVID-19 

Pitutur sejarah mencatat bahwa sebelum Covid-19 muncul, Kompas.com dan Harian PR mewartakan  bahwa beberapa jenis Pandemik yang pernah melanda peradaban manusia (situs History) antara periode 541 Masehi hingga awal abad ke-19 yaitu :

  • Plague of Justinian (541 M, di Bizantium, nama bakter : bakteri Yersinia pestis, bakteri yang menempel pada tikus hitam yang ada hidup di Kapal).
  • Black Death (1347 M, melanda Eropa dan belum ada yang tahu penyebab awal wabah mematikan ini yang diperkirakan 200 juta nyawa tewas kurun waktu 4 tahun)
  • The Great Plague of London (1348-1665 M, korban tewas dalam 7 bulan mencapai 700.000 nyawa) Pandemik berakhir dengan memisahkan mereka yang terpapar dengan yang sehat.
  • Wabah Besar Marseille (1720-1723, korban tewas berjumlah100.000 orang  (30% penduduk kota Marseille sumber penyakit kutu yg menempel pada tikus).
  • Epidemi demam kuning Philadelphia (1793,  AS)
  • Pandemi Flu/Influenza  (1889-1890, pasca Revolusi Industri menewaskan 1 juta orang terutama di St. Petersburg sebelum menjalar ke Eropa)
  • Cacar air (berasal dari para penjelajah Eropa yang nol imunitas. Waktu itu korban tewas puluhan di wilayah Meksiko dan AS kini). Butuh waktu 200 tahun utk menemukan vaksin tersebut).
  • Kolera ( Awal abad ke-19 di Inggris menewaskan puluhan ribu orang. Dokter John Snow menemukan sumber penyakit dari sumber air minum di Broad Street).
  • Epidemi Polio Amerika (1916, dilaporkan 6000 kematian di AS menyerang anak-anak penderita alami cacat tetap)
  • Flu Spanyol (1918-1920, puluhan juta orang mati )
  • Flu Asia (1957-1958 berasal dari China membunuh 1 juta orang, 116 ribu kematian di AS)
  • Epidemi AIDS (1981-sekarang, bersumber dari virus Simpanse yang ditransfer ke manusia di Afrika sub Sahara, Telah membunuh 35 juta orang di seluruh dunia).
  • Epidemi Virus Zika (2015-sekarang, menyebar melalui nyamuk genus Aedes. Zika dapat  menyerang bayi dalam kandungan bisa menyebabkan cacat lahir.
  • Jadi manusia  sejak awal abad ke-6 masehi hingga kini masih dibayang-bayangi oleh virus yang hidup berdampingan dengan manusia. Sebenarnya virus itu sendiri sifatnya non reaktif tidak ganas dan menyebar kalau tidak ada pemicunya.

DAMPAK KERUGIAN PANDEMIK
Lantas bagaimanakah Pandemik itu membawa kerugian bagi peradaban dan kehidupan manusia ? Semakin modern kehidupan maka dampak kerugian makin besar. Dampak kerugian pandemic boleh dikatakan seperti "Snow ball" atau bola salju menggelinding dan membentuk bola salju yang kian membesar. 

Belajar dari  Covid-19, awalnya itu adalah kasus local di Pasar Basah Wuhan, China. Dari orang-orang yang terpapar virus itu di Pasar kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Kota Wuhan seiring dengan mobilitas penduduk. Penduduk Kota Wuhan pun melakukan perjalanan baik ke kota-kota sekitar Wuhan, perpindahan antar melalui jalur darat ke Provinsi tetangganya, hingga perjalanan penduduk Wuhan ke Luar Negeri melalui pesawat terbang membawa Virus Corona cepat menyebar. 

Penyebarannya bukan saja melalui orang ke orang, tetapi juga penyebaran melalui non manusia. Barang bawaan baik berupa logam, plastic, kertas, dan semua benda-benda aktivitas manusia telah menjadi media penyebaran VirusCorona. Itu artinya tidak ada media aman yang tidak tertulari virus. Kedatangan pekerja asing, wisatawan, pelajar dan mahasiswa ke Wuhan juga menyebabkan virus corona yang semula sebagai Virus Lokal bertransformasi menjadi Virus Global dalam waktu 2-3 bulan saja.

Pada saat manusia belum menyadari bahaya Covid-19  bagi dunia Pemerintah China di awal merebaknya Virus Corona pelit informasi dengan sedikit pemberitaan kepada pihak asing terutama para pakar epidemologis dari banyak negara. Seolah-olah memberi kesan pada dunia bahwa Virus Corona mampu dikendalikan mereka. 

Apalagi dari para eksodus ahli China ke Negara barat yang ikut dalam riset awal menyuarakan berita yang sebenarnya. Misalnya bahwa pemerintah China telah menghilangkan barang bukti awal Virus Corona. Padahal data awal jika tidak hilang atau dihilangkan para peneliti Virus bisa mengambil langkah lebih tepat dan cermat untuk membuat vaksin penangkalnya.

Virus Global Corona kali ini mematikan dan membuat ketakutan (horrorable). Tatanan masyarakat dunia yang telah berjalan berabad-abad dijungkirbalikan oleh makhluk Tuhan Super kecil. Hal-hal yang dulu tidak ada larangan meski ada Pandemik lain yang tak jua ditemukan Vaksinya tak melulu mengurangi orang untuk melakukan perjalanan baik ke dalam dan luar negeri. 

Kebiasaan dulu kini dilarang tampak antara lain : Berkerumun dalam jumlah lebih dari 5 orang (physical distancing), bersentuhan fisik bersalaman tangan, cipika cipiki dengan orang lain, seminar, rapat, sampai pada penggunaan kendaraan pribadi.. Pengaturan jam bekerja dan melaksanakan Ibadah Masjid, Gereja, Biara, Klenteng/ditempat-tempat yang disucikan pun tak luput dari sasaran.

Semua berganti dengan penggunaan Internet, moda daring : Zoom Meeting, Google Classroom,Skype, dan aplikasi lain untuk rapat, seminar dan pertemuan kelompok. Dimulailah era baru bidang lainnya. Di bidang Pendidikan Perkuliahan dan sekolah tidak lagi regular konvensional tetapi bertransformasi menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Blended Learning, dan Hybrid Learning. Istilah dan pemahaman yang bikin mumet kepala. Beberapa sektor yang terpuruk akibat Pandemik Covid-19 diantaranya :

SEKTOR INDUSTRI PARIWISATA LOKAL  
Sejumlah Negara mengandalkan pundi-pundi Devisa Negara terisi dari hasil sector Pariwisata termasuk juga Indonesia. Seperti Thailand, Malaysia, Singapore dan Negara-negara kawasan Asia lainnya sama saja harus merubah target kunjungan wisatawan tahun 2020.  

Kunjungan wisatawan Lokal dan mancanegara yang semula tertarik mengunjungi keindahan destinasi pantai, Coral laut, Gunung/Pegunungan, Pedesaan, Ngarai, Kota kuno, Bangunan Kolonial, Museum, kuliner, Safari Zoo, pameran tematik dan pertunjukan teather mendadak dihentikan. Wisatawan takut datang dan urung berkunjung sebagaimana larangan dari pemerintah Negara asal wisatawan.

Pariwisata terkait dengan leading sector lain seperti transportasi darat, air  dan udara. Asosiasi perjalanan dan penerbangan nasional dan internasional kebingungan sebab pesawat standby di Bandar Udara namun penumpangnya nihil. Angkutan darat pun mengalami hal sama selain minim penumpang ada aturan dari para Kepala Daerah tertentu yang melarang wilayahnya dilintasi orang yang asal penyebaran Covid-19 seperti DKI Jakarta. 

Para pekerja sector Pariwisata lain juga terpuruk yaitu akomodasi penginapan mulai dari Losmen, Hotel Melati hingga Hotel Kelas Berbintang. Siapa yang mau menginap kalau lokasi wisata terdekat tutup ? Sektor pendukung Pariwisata yang juga terkena imbas Covid-19 adalah supporting bisnis Katering untuk hotel dan penerbangan, menurunnya produksi barang dan jasa oleh industri terkait menyebabkan banyak pengurangan pegawai hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi B Sukamdani  Industri pariwisata menanggung kerugian setidaknya US 1,5 Miliar setara Rp 85,7 triliun. Rinciannya sektor Hotel Ada 2.000 Hotel dan 8000 restoran sudah berhenti beroperasi sejak Januari 2020 lalu kerugian Rp 30 triliun (Hotel) dan Rp 40 triliun (Restoran), Tour Operator mencapai Rp 4 triliun BPS mencatat kunjungan wisatawan Januari-Februari 2020 hanya 2,16 juta orang atau turun 11,8 persen dibandingkan tahun 2019 lalu. 

Malah Februari 2020 tercata anjlok kian dalam 28,85 persen secara tahunan. Semakin tinggi angka kerugian sektor industry Pariwisata dunia karena anjlok hingga 44 % dibandingkan tahun lalu (Bisnis.com dan Tempo.com).

SEKTOR INDUSTRI ASING LAINNYA 

Melansir CNBC di AS Sektor lain yang mengalami kerugian akibat Corona adalah Hiburan, Teknologi, otomotif dan Retail. Perusahaan Hiburan di China menutup layanannya Misalnya Disney yang menutup resor di Shanghai dan Taman di Hongkong. Karnaval Cruises, Royal Carribean, MGM Resort dikurangi hingga dihentikan. Perusahaan Teknologi juga memperingatkan bahwa Virus Corona dapat mempengaruhi cuan dan profitabilitas mereka. 

Kepada pemegang saham dikatakan pabrik akan ditutup di tengah wabah, Microsoft menghentikan perjalanan dinas karyawannya dan di ganti dengan Work From Home (WFH), Amazon yang memiliki kantor di Beijing, Shenzen, Shanghai dan Guangzhou membatasi perjalanan dinas dari dan  ke China. Google, Facebook  dan Apple pun demikian perusahaan tersebut menutup kantor, Gerai dan pusat kontak di China. Perusahaan  Otomotif seperti Fiat Chrysler, Ford Motor, Toyota akan membatasi perjalanan ke Wuhan serta sepuluh kota China lainnya hingga menutup pabrik Toyota. 

Bidang Ritel  perusahaan melakukan pembatasan operasi perusahaan dengan membatasi atau mengurangi jam kerja di pabrik dan took sama seperti yang dilakukan di Indonesia. Walmart menutup 400 lokasi ritel di seluruh China. Mc Donald menutup ratusan restoran di Provinsi Hubei, provinsi pusat penyebaran, Wuhan. Starbuck juga menutup hampir setengah lokasi ritel di China. Coca Cola industry minuman berkarbonasi juga tak kalah  sigapnya menutup kantor bisnis di China. (Kontan.co.id)

UPAYA PREVENTIF DAN KURATIF
Virus Corona di mata pejabat pemerintah kita pada awalnya menganggap sepele dan recehan. Laksana koor paduan suara saling sahut menyahut. Ungkapan mereka bisa kita lihat di media social maupun YouTube. Menempatkan virus Corona sebagai dagelan bukan hal yang tidak terpuji, silang pendapat sesama bangsa membuat masyarakat alami kerusakan secara massif. 

Kalimat yang mengatakan "Corona merk mobil", "Corona susah masuk ke Indonesia karena birokrasinya rumit'', "Musim panas juga virusnya mati", Minumlah Jamu, anti virus Corona", "Pakai Kalung Eucalyptus, anti Virus Corona", "Virus Corona tak akan menulari karena makan nasi kucing" dan banyak lagi. Ini menunjukkan kita terlena dan tidak mengantisipasi efek bahaya Corona kelak. Tracing dan pengawasan terhadap lalulintas orang yang masuk ke Jakarta saja sebagaimana di jelaskan pemerintah DKI Jakarta malahan tidak digunakan pemerintah pusat.

Kekurang familiar bangsa hadapi Covid-19 malah makin membingungkan. Saat Presiden Jokowi mengakui ada suspect no. 1, dan 2 Ibu beserta anaknya yang terpapar dua hari setelah Gubernur DKI Jakarta menyelenggarakan Jumpa pers dan mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 16 tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap Risiko Penularan Infeksi Coronavirus Disease (Covid-19) tanggal 25 Februaru 2020. 

Dasarnya adalah dugaan awal Corona karena memiliki gejala dan riwayat perjalanan dari Negara terjangkit. Terdapat 115 orang dalam pemantauan dan 32 Pasien dalam pengawasan  berdasarkan kriteria  Kementerian Kesehatan RI. (liputan6) 

Tindakan Preventif penularan Covid-19 begitu massif disosialisasikan pemerintah lewat Iklan, Kampanye, Spanduk, Stiker, imbauan oleh Satgas Covid-19 di Radio  hingga video diberbagai  Televisi terus menerus didengungkan. Mengajak Influenzer hingga YouTuber dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyampaikan pesan mulai dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunaan Hand Sanitizer, Hand Soap, dan sabun di air mengalir selama 20 detik, menjaga jarak, penggunaan Facefield, Masker dan Baju panjang serta penutup kepala. Sudah menjadi pola tata cara kehidupan semasa Pandemik.  

Belum lagi lagu Pop Group Radja yang mengkampanyekan Larangan Mudik. Ketidaksiplinan masyarakat pada awal merebak Covid-19 benar-benar diuji saat PSBB (Penerapan Sosial Berskala Besar). Hampir tiga bulan masyarakat StayAtHome (berdiam diri di Rumah), serba aktivitas di rumah mulai bekerja, belanja pesanan dan melaksanakan sholat. Namun, komunikasi public yang kurang komunikatif awal Juni 2020 dengan ekspektasi tinggi pemerintah menggendorkan tatanan yang sudah baik itu. 

Kata lain adalah kecerobohan. Masyarakat seolah disadarkan bahwa Covid-19 telah mereda dan mengalami trend penurunan terjangkit Covid-19. Janji pembukaan mal, kegiatan pasar, keramaian, angkutan umum massal hingga pernyataan penolakan Lockdown. Antusiasme masyarakat berefek pada dibukanya kantor-kantor perusahaan swasta yang menyebabkan arus barang jasa dan orang meningkat signifikan. Pelonggaran masuk Jakarta yang semula  pakai SIKM (Surat Ijin Keluar Masuk) terus melonggar. 

Rapid Test dan PCR yang awalnya begitu jadi persyaratan utama berpergian jarak jauh dengan pesawat dan Kereta Api serta bus perlahan-lahan mulai dilupakan. Akibat langsung jumlah yang terpapar positif yang semula ribuan, naik menjadi puluhan ribu dan kini mencapai ratusan ribu orang. 

Mereka yang terpapar positif parah langsung dilakukan tindakan kuratif berupa rawat inap di Rumah Sakit rujukan yang ada. Mereka yang tidak parah melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing sambil di pantau oleh ti medis puskesmas Kecamatan.  

Mereka yang tidak tertolong juga begitu mulai dari satuan, puluhan, ratusan, dan kini sudah ribuan di makamkan pada TPU di kota masing-masing dengan standar pelayanan Covid-19. Cukup mahal harga sebuah kecerobohan. Maksudnya mendahulukan kepentingan ekonomi karena kekhawatiran yang begitu besar atas terjadinya krisis ekonomi, malah kita benar-benar terjatuh dua kali dalam satu kesempatan, ekonomi dan kesehatan alami kemunduran.

MANA VAKSIN ANTICOVID-19? 
Belajar dari sejarah kedokteran penemuan vaksin pandemic yang terjadi di dunia ada beberapa kesimpulan di peroleh. Pertama, Pandemik virus hilang sendiri setelah dilakukan pemisahan ketat  antara orang yang terinfeksi (isolasi/karantina) dan orang yang tidak terinfeksi tanpa obat. 

Kedua, Pandemik virus masih tetap ada tetapi bisa dikendalikan dengan melakukan pencegahan dan pengobatan dengan antivirus. Ketiga, Pandemik virus terus berlangsung dan belum diketemukan obat antivirus. Tentu saja tingkat risiko tinggi terjadi saat ini pada poin ketiga. Kematian dan penularan virus corona berlangsung selama 24 jam di seluruh dunia baik siang maupun malam hari. 

Kondisi seperti ini lebih tepat disebut Herd Immunity  "siapa yang kuat imunitas seseorang maka akan selamat, sebaliknya bagi yang imunitas seseorang sedang menurun diakibatkan oleh satu dan lain hal maka bisa membahayakan dirinya."

Penelitian antivirus diberbagai Negara mulai di China sebagai negara awal diketemukannya Virus Corona, beragam jenis nama mulai diujicoba klinis ada nama Favilavir (Farmasi Zhejiang Hisun), Chloroquine, dan Remdesivir tengah dalam pengujian, Ad5-nCOV juga vaksin buatan China yang sudah dipatenkan dan info terakhir diberi nama Sinovac yang uji klinis dilakukan di Indonesia. 

Rusia Negara pertama mengumumkan penemuan vaksin antivirus Covid-19 diberi nama Sputnik V namun WHO meragukan, Meski begitu Vietnam mengaku siap membeli Vaksin Rusia tersebut. (merdeka.com). Brasil Gelontorkan dana 356 juta dollar untuk beli Vaksin Covid-19 buatan Peneliti AstraZeneca dan Universitas Oxford. 

Tak kurang percaya diri industrin Vaksin dalam negeri yang melibatkan pihak peneliti dari Unair (universitas Airlangga), TNI-AD dan BIN sudah diserahkan pada BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan) apa nama Vaksin antivirus Corona belum di ketahui namanya. Di Amerika Serikat penelitian Vaksin antivirus Corona yang tercatat produksi Johnson & Johnson, Moderna Inc dan Pfizer sedang tahap uji klinis yang diperkirakan rampung awal 2021 (www.suara.com). 

PENUTUP
Sepertinya kita belum mendengar Negara-negara lain mengeluarkan hasil penelitian vaksin antivirus Corona. Padahal secara teoritis negara2 tersebut mampu membuatnya antara lain: Jepang, Korea Selatan, Australia, India dan Jerman. Semakin banyak Negara membuat vaksin antivirus corona maka itu akan sangat baik. Peradaban manusia dan kehidupannya kelak di atas Bumi akan tetap berjalan tidak terancam dari kemusnahan massal. 

Penemuan Vaksin antivirus oleh beberapa Negara tadi memiliki sisi ekonomi yang tinggi. Hukum ekonomi akan berlaku bangsa yang menemukan vaksin antivirus Corona akan menikmati keuntungan finansial untuk jangka panjang.Sebab vaksin yang diproduksi selain dijual langsung ke pasaran internasional juga dijual menggunakan jalur "Lisensi pembuatan antivirus" G by G (Government by Government).

Bangsa Indonesia sebagaimana seruan Presiden Jokowi  (14/8/2020) pada pidato di Gedung DPR MPR DPD RI dalam kaitannya dengan HUT 75 RI : Membajak Momentum Krisis. Tekadkan kemauan yang kuat dan motivasi tinggi untuk membajak antivirus Corona yang pure buatan anak bangsa, bukan lainnya. 

Mengingat banyak nilai-nilai kebaikan yang di dapat selain mengharumkan nama bangsa kita di kancah penelitian farmasi, juga  keuntungan finansial yang di dapat. Penemuan antivirus oleh para peneliti Indonesia sekaligus menjawab "PENANTIAN PANJANG PERADABAN MANUSIA" dari ketidakpastian masa depan. Wallahu' alam bis'sawab (DB, 22/8/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun