Seperti halnya Sayyidina Ali R.A menyebutkan bahwa ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh manusia, yakni nikmat sehat dan waktu luang. Selagi sehat semua di makan, selagi sehat semua dikerjakan, lupa akan kapasitas tubuh manusia yang punya batas. Ketika waktu luang, asyik terus main game, jalan-jalan, lupa kalau dia punya waktu luang yang harus digunakan secara produktif, lupa kalau kala di yaumul hisab, kita ditanya, “hidupmu di dunia ngapain aja?”.
Corona sebuah wasilah dimana manusia itu sangat LEMAH, LEMAH, dan TIDAK BERDAYA. Bayangkan makhluk sekecil itu, yang bahkan tidak terlihat mata telanjang, yang bahkan dilihat di mikroskop masih tampak samar, bisa memporak-porandakan ekonomi dunia, mengacaukan jadwal Liga Inggris, mengacaukan jadwal MotoGP, membuat manusia panik, merugikan banyak perusahaan dan negara hingga triliunan, menimbulkan gelombang PHK yang besar.
Artinya apa, bersandarlah kamu wahai manusia HANYA kepada ALLAH SWT. tidak ada tempat lain selain Ilahi Robbi. Mungkin Sang Pencipta rindu dengan ciptaan-Nya. Mereka banyak main hp di malam hari tanpa ingat akan AKU (ALLAH), mereka jalan-jalan terus, update status sana-sini, hunting foto tanpa mensyukuri nikmat semesta, mereka mengambil sumber daya alam, tapi kok ngerusak ya?.
Rindu, iya! supaya manusia ingat kepada siapa dia diciptakan.
Corona telah menyadarkan manusia bahwa manusia hanyalah tanah yang diberi nyawa. Kita ini adalah wadah. Wadah untuk ruh kita, maka sepatutnya tidak ada satupun yang patut kita banggakan. Selayaknya sebuah wadah, ia harus dirumat dan dirawat agar baik. Corona menyerang sistem imun manusia maka wadah kita harus dijaga kesehatannya.
Corona menyerang sistem jasmaniah tubuh, masuk ke dalam struktur jaringan tubuh, maka sel darah putih kita bereaksi untuk menyerang balik. Kalaupun toh sel darah putih kita tidak mampu melawan, vaksin atau obat yang dipasok dari luar tubuh yang dapat meredakannya. Corona meluluhlantakkan sistem jaringan dalam tubuh, tanpa pemberitahuan.
Corona sebuah wasilah dimana Bumi pertiwi ingin diperhatikan. Corona membuat bersih kembali bumi pertiwi, sungai bersih, udara bersih, polusi menurun, perusakan alam berkurang. Artinya apa? bisa jadi bumi ini sudah muak dengan tingkah laku manusia yang merusak, sehingga virus-lah yang turun tangan. Bisa jadi bumi memberikan isyarat untuk mengingatkan manusia, akan kapasitasnya sebagai khalifah fil ard. Seharusnya para ilmuwan dan dokter menyelidiki secara mendalam, sebenarnya apa maunya virus corona ini. Saya meyakini bahwa virus ini tidak hanya menyerang begitu saja, tapi punya tujuan tertentu.
Dalam dunia sains, virus mempunyai kingdom sendiri yang tergolong kelompok makhluk hidup. Virus dapat dilemahkan dengan memperbanyak sel darah putih (leukosit), juga dapat dengan merekombinasi DNA bakteri untuk menyerang virus. Kita telah mempelajari virus CPVD di tanaman jeruk dapat ditekan dengan memanfaatkan bakteri yang DNA nya direkombinan.
Bakteri juga memiliki kingdom sendiri dan tentu berbeda dengan kingdom virus. Masalahnya adalah yang diupayakan maksimal hari ini adalah vaksin, antivirus, serta sistem imun di dalam tubuh (herd immunity). Bukan mengadu domba antara virus dan bakteri. Vaksin dan antibiotik lebih identik untuk menekan bakteri dan kuman, masih jarang penggunaannya dalam dunia virus.
WHO dan para petinggi dunia menyebut Virus Corona sebagai sebuah wabah penyakit. Pada akhirnya memunculkan istilah COVID-19, Corona Virus Disease tahun 2019. Tolong berhenti menyebutkan Disease dalam peristiwa ini, karena disease adalah penyakit. Semua yang menyebabkan manusia sakit adalah penyakit, namun kenapa hanya virus corona yang disebut sebagai disease, sedangkan DBD, SARS, MERS, HIV-AIDS, tidak ada kata “disease”.
Ingat, sebuah kata yang diucapkan lebih dari 40 orang akan menjadi doa, maka jika kata “disease” dilekatkan pada virus corona, ini akan menyebabkan gejala-gejala virus corona sulit untuk surut. Ketika disease terus menerus diucapkan oleh warga dunia, maka kata ini akan identik dan melekat terus pada virus corona. Sederhana, sepele, dan tidak dihiraukan, namun penting.