Jika di masak, aroma beras pulu mandoti khas Salu Kanan, Kabupaten Enrekang, sangatlah harum, dan rasanya enak. Aroma serta kelesatan beras ketan Enrekang itu pun telah di akui di Nusantara, kali ini dari tokoh nasional, Dahlan Iskan.Â
Mantan Menteri BUMND ini mencoba menu Songkolo Pulu Mandoti di Benz Cafe Makassar, Minggu 20/3/2022.Â
Dahlan pun menulis khusus di Disway rubrik Catatan Dahlan Iskan, mengenai Pulu Mandoti yang hanya ada di Enrekang.
"Kesaksian saya: Enak sekali," tulis mantan CEO Jawa Pos ini.
Dahlan mendapatkan banyak informasi soal Mandoti yang ia santap, dari pemilik Cafe Benz, David. Ia juga menghubungi pedagang beras kenalannya untuk mengetahui harga beras khas Enrekang ini.
"Ini sehat pak. Lebih sehat dari beras merah," ujar David.
Usai melanjutkan kunjungannya ke Gowa dan Parepare, Dahlan ternyata masih penasaran dengan Mandoti. Ia pun menghubungi Wakil Bupati Enrekang Asman SE.
"Universitas Hasanuddin sudah melakukan penelitian. Kandungan Mandoti memang lebih bagus dari beras merah," ujar Asman. "Kadar gulanya hampir nol," tambahnya, dikutip dari Disway.id.
"Mandoti itu bahasa Enrekang. Artinya, guna-guna. Atau hipnotis," jelas Wabup.
Mandoti disebut Mandoti karena daya pikatnya. "Kalau dimasak, aroma harumnya tercium sampai jauh," ujar Asman.
Asman menjelaskan, Mandoti hanya bisa ditanam di satu kecamatan saja di Enrekang. Itu pun hanya di satu hamparan tanah adat yang luasnya 3.000 hektare.
"Begitu ditanam di luar hamparan itu, hasilnya berubah," ujar Asman. "Dari hasil penelitian memang ada satu unsur mineral tanah yang hanya ada di situ," kata Asman. (Suddin).
Tulisan lengkap Dahlan Iskan bisa disimak disini :
https://www.disway.id/r/5793/menu-mandoti#.YjebPl9SiAM.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI