Laut adalah mahasiswa biasa yang mempunyai ketertarikan tinggi terhadap buku-buku lawas dan beberapa buku yang tidak umum yang tentunya pada masa Orde Baru sangat dicekal dan dilarang peredarannya. Karena penasaran yang tinggi dan menggebu gebu sebagai mahasiswa, Laut tetap nekat membaca buku-buku tersebut dan pada akhirnya bergabung dengan suatu organisasi mahasiswa yang dinamakan Winatra. organisasi itu rutin berdiskusi mengenai hal hal mulai dari pertemanan, makna buku, arti hidup, sampai rangkaian aksi nyata yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa untuk memperbaiki kondisi Indonesia yang sudah carut-marut.
Singkat cerita, Laut dan beberapa temannya turun dalam beberapa aksi pembelaan warga. Meskipun hal tersebut sangat membahayakan nyawa, mereka terus melakukan perlawanan secara strategis, masif, serta terencana. Tak disangka - sangka ternyata, Winatra, organisasi yang telah dipercaya Laut dan teman - temannya itu terdapat pengkhianat yang tega melaporkan segala seluk-beluk kepada pihak berwajib.Â
Banyak dari kita tau bahwa pada masanya, segala bentuk perlawanan terhadap pemerintah dianggap sebagai pemberontakan. Dengan pernyataan tersebut  pemerintah merasa berhak menglenyapkan siapa pun yang mengancam kedaulatan Indonesia.Â
Laut dan teman-temannya harus berkelana dari satu kota ke kota lain demi melarikan diri dari kejaran intel yang mengancam.Â
Seiring berjalannya waktu, Laut dan beberapa temannya tertangkap. Mereka disiksa dengan berbagai cara yang tidak lazim sangat jauh dari kata manusiawi. Tanpa pertimbangan yang jelas, setelah melalui hari-hari penuh kegelapan, para korban akhirnya kembali melihat terang.
Namun sayangnya, terang yang diharapkan tidak sesuai. Hal sangat tragis justru mengakhiri perjalanan hidup Laut. Saat sebagian temannya benar-benar melihat terang karena dilepaskan oleh para penculik, ia justru ditembak dan ditenggelamkan ke laut dengan cara yang kejam.
 Setelah beberapa lama, setelah Laut menghilang tanpa kabar, keluarga kecil dan kekasihnya mengalami hal traumatis yang akan selalu melekat.
 Kesulitan menerima kematian si sulung dan terus meyakini bahwa Laut sejatinya masih ada di muka bumi.
Pada akhirnya, novel ditutup dengan berbagai upaya dan pesan yang disampaikan oleh beberapa tokoh perihal sejarah kelam Indonesia.Â
Catatan kelam akan selalu ada dan terkenang dalam hati masyarakat masa itu, baik sang penulis dan me-repost cerita juga penikmat cerita berharap orang jahat tidak lagi berkuasa atas bangsa ini dan tak pernah menutup mata akan kejahatan yang sudah jelas terlihat.Â
Pendapat pribadi mengenai kelebihan dan kekurangan novel tersebut