Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sandiwara Radio, Media BNPB Membumikan Waspada Bencana kepada Masyarakat

9 September 2016   15:07 Diperbarui: 9 September 2016   19:33 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
indek rawan gempa kabupaten di Indonesia (sumber : bnpb.go.id)

Untuk itu, selalu mengingatkan masyarakat untuk waspada dan bersiap setiap saat menghadapi gempa menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

BNPB Membumikan  Kewaspadaan Masyarakat Menghadapi Bencana  Lewat Sandiwara Radio

Pemerintah telah berupaya keras  untuk  siaga menghadapi bencana.  Paling tidak sejak tsunami melanda Aceh tahun 2004, kewaspadaan negara untuk menghadapi bencana semakin tinggi. Pemerintah  menyadari bahwa masalah kebencanaan harus ditangani secara serius, apalagi dengan kondisi daerah rawan bencana.

Salah satu keseriusan pemerintah dalam mengangani bencana bisa dilihat dari adanya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) .  Sebuah lembaga yang bertugas mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

Banyak sekali program, kegiatan yang dilaksanakan BNPB. Dalam hal pencegahan bencana,  salah satu yang dilakukan adalah  sosialisasi  siaga  terhadap bencana melalui program sandiwara radio.

Pilihan sosialisasi melalui sandiwara radio adalah pilihan yang tepat. Meskipun sekarang sudah era tehnologi modern, tetapi  pada dasarnya belum semua daerah di Indonesia terjangkau dengan internet dan kemudahan tehnologi lainnya. Masih ada daerah di Indonesaia yang  belum terjangkau dengan tehnologi dan masih mengandalkan radio  sebagai sarana komunikasi .  Radio masih menjadi pilihan utama terutama di daerah pelosok yang cukup jauh dari kota. Saya sendiri meskipun  tinggal di kota dengan kemudahan tehnologi, tetapi masih senang mendengarkan radio.

Sandiwara radio  pernah menjadi primadona masyarakat di era tahun 1990-an. Sandiwara radio  dengan berbagai genre merajai dan menjadi  idola, bahkan menurut saya melampaui siaran lainnya seperti lagu-lagu. Sandiwara radio seperti  cerita silat Saur Sepuh,  drama  dengan judul Ibuku Sayang Ibuku Malang , cerita misteri seperti  Misteri Dari Gunung Merapi ,   mampu menjadi magnet bagi  pendengarnya baik tua, muda, remaja, anak, dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Semuanya suka dan selalu menantikannya.

Saya sendiri  berusaha tidak pernah ketinggalan mendengarkan ketiga sandiwara  radio tersebut  dan selalu menunggu dengan penasaran, berdebar-debar, marah dan campur aduk perasaan lainnya , ikut terhanyut dengan kisah ceritanya.

BNPB memilih sandiwara menjadi media untuk memberikan edukasi  tentang bencana kepada masyarakat .

Edukasi melalui sandiwara radio  memang lebih tepat dibandingkan dengan memberikan ceramah dan ulasan tentang bencana. Kenapa? Karena masyarakat  lebih mudah mengingat-ingat isi cerita dari sandiwara radio dibandingkan dengan mengingat ceramah ilmiah tentang bencana. Bahkan saya berani memastikan, dengan jalan cerita yang sederhana dan tidak jauh dari cerita sehari-hari, masyarakat akan hapal betul cerita sandiwara tersebut. 

BNPB mempersembahkan sebuah roman sejarah Asmara di Tengah Bencana  (ADB) yang lahir dari tangan dingin   maestro sandiwara radio S. Tidjab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun