Mohon tunggu...
Suci Handayani Harjono
Suci Handayani Harjono Mohon Tunggu... penulis dan peneliti -

Ibu dengan 3 anak, suka menulis, sesekali meneliti dan fasilitasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merasakan Harum Bunga Segar di Pasar Kembang Solo

3 Maret 2016   15:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:31 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk bunga ronce yang khusus untuk pengantin perempuan yang diletakkan di rambut dijual seharga Rp 30.000. Sementara untuk bunga melati yang disampirkan di dada pengantin perempuan dijual seharga Rp 50.000. Jika membutuhkan bunga sepasang (untuk pengantin laki dan perempuan) di jual dengan harga Rp 75.000.

[caption caption="Mbah Rejo meronce kembang melati sambil menunggu pembeli datang, foto: Suci Harjono"]

[/caption]Ia tidak sendiri, banyak pedagang lain yang juga meronce bunga melati karena sudah mempunyai pelanggan tetap.

Meskipun tidak mendapatkan laba cukup banyak, ia mengaku saat modal sebesar Rp 100.000, jika dagangan habis bisa mendapatkan Rp 150.000, tetapi jika sedang sepi, ia malah tombok (rugi). “Sudah biasa Mbak, orang dagang kadangkala sepi kadang ramai. Alhamdulillah disyukuri saja,” ujarnya sambil mengelap peluh dengan tanganya yang renta.

Meskipun  sudah berusia lanjut dan ketajaman matanya berkurang tetapi Mbah Rejo terlihat tetap gesit dan cepat saat meronce  bunga melati. Satu persatu jarum yang  dibubuhi benang panjang  semakin panjang dipenuhi rangkaian bunga melati.

“Mbah, tumbas mbang mlati, sedoso dados kalih njih,” kata seorang pembeli. (Mbah, beli bunga melati, sepuluh ribu dijadikan dua bungkus)

Nggih, Nak,” jawab Mbah Rejo sambil membungkus bunga melati dengan cekatan. Sebaris senyum tersungging di bibirnya saat menerima uang sepuluh ribu.

"Niki rejeki, Nak," katanya berbinar-binar  (Ini Rejeki Nak)

 

_Solo, 3 Maret 2016_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun