Menciptakan Kelas Aman dari Bullying melalui Sinergi Wali Kelas dengan Pendekatan Restitusi, Coaching, dan Peran Komunikasi Efektif
Â
Jika kita menyimak pembicaraan selalu ada saja berita yang berkaitan dengan bullying yang mengakibatkan korban menanggung dampak psikis dan bahkan nyawa menghilang.Â
Sehingga kasus bullying merupakan masalah serius yang terus mendapat perhatian semua pihak terutama sekolah sebab dampak yang ditimbulkan berkaitan dengan emosional, sosial, dan akademis murid.Â
Bullying merupakan tindakan kekerasaan atau bisa intimidasi yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain yang dianggap lemah. Mereka bisa melakukan dalam berbagai bentul baik secara fisik, verbal, psikis maupun media daring.Â
Sehingga tujuan untuk menyakiti, mempermalukan, dan merendahkan korban dapat terlampiaskan. Dengan begitu, Â ada kepuasan hati saat menyaksikan korban benar-benar tak berdaya.
Kasus bullying dapat terjadi di mana saja, salah satunya di sekolah. Sehingga berbagai strategi dan pendekatan secara efektif guna meminimalisasi masalah ini  yakni melalui sinergi antara wali kelas dalam menerapkan penerapan segitiga restitusi, peran komunikasi efektif, dan coaching.
Ketiga pendekatan ini merupakan kombinasi yang apik yang tidak hanya membantu penanganan bullying tapi bagaimana guru dapat membangun lingkungan kelas yang aman dan kondusif untuk semua murid.
Terkadang peran guru tidak terfokus menjadi pengajar saja tapi lebih dari itu. Sebelum penanganan intensif menggunakan ketiga kombinasi tersebut yang disesuaikan kebutuhan maka guru perlu tahu apa sih yang menyebabkan masalah bullying itu terjadi sehingga penanganan tepat sesuai masalahnya.Â
Bullying pada umumnya terjadi disebabkan adanya ketidakseimbangan kekuatan pada diri murid baik berupa fisik, emosional, atau sosial. Para pelaku terkadang cenderung mempunyai kontrol berupa kekuatan yang lebih besar daripada korban baik kekuatan fisik, popularitas maupun pengaruh sosial. Selain itu, motivasinya juga beragam di antaranya keinginan mendominasi, masalah pribadi, dan kurangnya empati.