Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Keterampilan Sosial dan Emosional sebagai Pondasi Guru untuk Mengelola Kelas dengan Baik

3 September 2024   22:25 Diperbarui: 3 September 2024   22:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterampilan Sosial dan Emosional sebagai Fondasi Guru untuk Mengelola Kelas dengan Baik

 

       Pengelolaan kelas bagi guru merupakan aspek yang menantang dalam pembelajaran. Peran guru tidak sekadar mentransfer ilmu semata tapi bagaimana keterampilan seorang guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif sehingga semua murid yang ada di kelas merasa dihargai dan termotivasi untuk belajar. Apalagi 5 dasar kebutuhan murid (kebutuhan bertahan hidup, mendapatkan kasih sayang dan rasa diterima, memperoleh kebebasan, memperoleh kesenangan, dan penguasaan) terpenuhi dengan baik, hal ini akan mengurangi dinamika yang beragam yang berkembang di kelas. 

baca juga Membangun Lingkungan Belajar Positif dengan Mengenali 5 Kebutuhan Dasar Murid 

baca juga Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif melalui Pembelajaran Berdiferensiasi 

          Sebagai seorang guru yang sebelumnya telah melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan karakter, minat, gaya belajar dan sebagainya. Dengan mengetahui segala keunikan yang terjadi dalam kelas maka guru perlu membekali diri dengan keterampilan sosial dan emosional sebagai pondasi yang amat penting. Melalui keterampilan ini setidaknya guru mampu mengatasi segala tantangan yang ada dengan membangun hubungan yang positif dengan murid di kelas agar tercipta suasana yang harmonis dan menyenangkan.

baca juga Mengapa Pengelolaan Kelas Sangat Penting dalam Membangun Lingkungan Belajar Positif? 

          Sebaliknya, bila guru telah mengetahui keunikan yang beragam di kelas namun tak memiliki kontrol emosi yang stabil ditambah lagi beban masalah yang dihadapi terlalu berat. Tak heran, semua murid yang di kelas baik yang unik atau yang baik kena getahnya. Hal ini cukup disayangkan apabila emosi yang diluapkan secara berlebihan tanpa kontrol dikhawatirkan dapat melukai batin atau fisik yang berujung masalah. Apalagi mental setiap murid tidaklah sama dan perasaan tidak terima bisa menambah masalah semakin besar apabila telah melibatkan wali murid. Bisa dibayangkan, betapa rumit bukan?

          Untuk itu, guru mampu berdramatisasi untuk mengontrol manajemen emosi. Hati boleh panas karena banyak masalah yang sedang dihadapi. Namun, pikiran kita tetap dingin untuk mencernak segala apa yang akan disampaikan. Murid akan mengira bahwa kita sebagai guru tak pernah meluapkan kekecewaan atau kemarahan akibat sesuatu di luar masalah sekolah. Sehingga guru patut profesional dalam menjalankan tugas sebagai pendidik untuk memberikan pengajaran dan melakukan pembinaan.

          Dari kasus di atas, tentu guru perlu senantiasa belajar untuk mengasah keterampilan. Tidak hanya mendalami keterampilan pedagogik dan profesional tetapi keterampilan yang membekali diri untuk bisa mengatur diri di saat segala situasi yang kurang mendukung sekalipun yakni keterampilan sosial dan emosional. 

Lalu apa itu keterampilan sosial dan emosional? Keterampilan sosial dan emosional meliputi kemampuan mengenali, memahami, dan mengelola emosi baik emosi diri sendiri maupun orang lain. Tak hanya itu, keterampilan ini melibatkan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain secara efektif, membangun hubungan yang baik, dan membuat keputusan secara bertanggung jawab. 

Dengan memiliki keterampilan sosial dan emosional  ini sangat penting bagi seorang guru dalam membantu mencuptakan suasana belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan holistik murid di kelas.

Setiap guru menginginkan dapat mengelola kelas dengan baik sehingga dapat membangun hubungan yang positif. Hal ini memudahkan setiap orang di kelas dapat berinteraksi dengan leluasa secara efektif dalam mengatasi segala masalah dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan alasan tersebut yang melatarbelakangi penerapan keterampilan sosial dan emosional penting diterapkan dalam pengelolaan kelas?

 

Meminimalisasi masalah di kelas

Keunikan karakter dalam sekelas yang beragam dapat memicu timbulnya masalah. Apalagi penguatan keyakinan kelas yang menebalkan laku belumlah maksimal. Hal ini patut kita hindari dengan pendekatan yang tepat. Pendekatan yang tepat akan merekatkan sebuah hubungan melalui pendekatan atau langkah-langkah konkret sebagai preventif dalam meminimalisasi segala potensi masalah. Keterampilan sosial dan emosional dapat dapat menumbuhkan rasa empati dan sabar pada diri guru dalam menenangkan situasi dalam mendorong murid menyelesaikan setiap masalah melalui cara yang baik.

 

Meningkatkan disiplin positif

      Untuk membantu menerapkan disiplin positif di kelas diperlukan kesepakatan dan prosedur kesepakatan yang tepat sehingga semua murid diharapkan mampu menerapkan segala aturan kesepakatan dengan baik tanpa adanya paksaan namun atas dasar kesadaran diri yang kuat demi penguatan karakter murid. Hal ini tentu menghindari penerapan hukuman atas pelanggaran kesepakatan. Tapi bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk terampil dalam segi sosial dan emosional sehingga menggunakan pendekatan disiplin positif yang sesuai.

    Selain itu, guru perlu paham mengenai disiplin positif bukan berarti kita memberikan konsekuensi yang logis  atas kesalahan yang dilakukan tapi bagaimana guru mengajarkan perilaku yang diinginkan. Melalui konsentrasi dalam penguatan positif dan pemberian umpan balik secara berkesinambungan diharapkan dapat membantu membentuk perulaku murid secara efektif tanpa meninggalkan rasa dendam atau sakit hati.

 

Mengelola tingkat stres

Setiap orang yang hidup pasti punya masalah yang dihadapi sehingga mengakibatkan stres. Untuk itu,  pentingnya mengelola stres dengan bijak. Dalam mengelola stres diperlukan keterampilan sosial dan emosional yang membantu mengenali ciri stres dan menemukan solusi dalam mengatasinya. Dengan begitu, keseimbangan emosional dapat terjaga. Guru tetap terjaga keseimbangan emosinya sehingga tetap tenang dan konsentrasi pada situasi yang menantang yang berdampak pada pengelolaan kelas yang lebih baik dan memberikan keteladanan dalam mengontrol emosi dan memanajemen tingkat stres.

 

Menciptalkan lingkungan belajar yang mendukung

Keadaan kelas yang kondusif dan penataan kelas yang mendukung merupakan salah satu sarana yang membuat situasi nyaman saat belajar. Apalagi didukung dengan keterampilan sosial dan emosional yang mampu menghadirkan suasana belajar yang mendukung setiap murid dihargai, didengarkan, dan diperhatikan. Dengan begitu, membantu murid lebih terlibat dan memotivasi diri untuk belajar dan berdampak.

 

Menguatkan hubungan dengan murid

Peranan guru tidak sekadar mengajar tapi bagaimana menjalin hubungan antara guru dan murid dapat tercipta dengan baik. Apabila guru telah memiliki empati dengan murid dalam memahami persepktif lebih maka terbangun hubungan untuk saling percaya. Tingkat kepercayaan ini akan menyebabkan murid lebih patuh dan taat pada kesepakatan di kelas dan terbuka dalam menerima bimbingan dari guru.

Untuk dapat mengaplikasikan keterampilan sosial dan emosional diperlukan pendekatan dalam pengelolaan kelas yang berdampak pada kenyamanan saat belajar yakni

  • Guru dapat mengajarkan keterampilan sosial dan emosional secara jelas yang melibatkan murid dalam pembelajaran sehingga murid dapat mengelola emosinya melalui diskusi, kegiatan kelompok, atau permainan peran.
  • Guru dapat membangun komunikasi terbuka yang mendorong dialog terbuka dengan murid. Hal ini mengakibatkan murid di kelas merasa nyaman untuk mengungkapkan perasaan yang dialami tanpa takut dihakimi.
  • Memberikan keteladanan dengan menunjukkan empati, mengelola tingkat stres dengan baik, dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik tanpa ada yang tersakiti.
  • Guru dapat menerapkan pendekatan didiplin yang berfokus pada solusi atas masalah yang dihadapi.

sumber refleksi dari modul 2.2 guru penggerak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun