Namun, setelah melihat tayangan dari seorang mbah Lasiyo ternyata kegagalan dari budidaya tanaman pisang dapat diketahui penyebabnya. Beliau dijuluki bapak profesor pisang karena inovasinya dalam pengembangan budidaya pisang yang patut diacungi jempol. Tak hanya itu, inovasinya dalam membuat obat nabati yang ramah lingkungan membuat pisang tumbuh sehat dan hasil luar biasa.
Meskipun beliau tidak mengenyam pendidikan tinggi namun tekad dan semangatnya yang patut kita teladani. Saya kagum dengan usaha yang dirintisnya bahkan beliau sangat membagikan ilmunyaa tanpa ditutupi.
 Jika pembaca ingin memulai memanfaatkan pekarangan rumah dengan budidaya pisang yuk kita belajar dari ahlinya. Memulai tidak harus banyak dulu, agar dari yang ada kita belajar untuk memperluas usaha.Â
Berikut tata cara budidaya tanaman pisang ala Mbah Lasiyo, bapak profesor pisang.
Pemilihan lahan
Untuk syarat ini memang tidak harus luas. Tidak harus kita membeli kebun dulu baru memulai usaha. Bisa jadi pekarangan rumah menjadi objek yang cocok untuk dimanfaatkan. Untuk itu, amati lahan yang ditanam, apakah tanahnya baik, terkena sinar matahari, dan memiliki drainase baik. Hal tersebut sangat membantu pertumbuhan pisang ke depannya.
Persiapan bibit
Menurut Mbah Lasiyo ada dua persiapan bibit yakni penggunaan bibit yang dibuat di polibek atau berasal dari induk yang sehat dan bebas penyakit. Bibit tersebut dapat diperoleh dari anakan atau kultur jaringan.
Penanaman
Pada tahap ini biasanya langsung ditanam. Namun menurut pengalaman beliau yang telah berhasil. Sebaiknya pisang dilakukan vaksinasi atau imunisasi agar tidak mudah terserang penyakit. Obat yang digunakan nabati PGBR atau disesuaikan tanaman pisang. Jika bibit ditanam dipolibek maka melakukan vaksinasi langsung disiram ke dalam polibek. Sementara jika pisang diambil dari induknya, maka tunas pisang direndam di air yang mengandung vaksinasi sebelum ditanamkan.