Mohon tunggu...
Suciati Lia
Suciati Lia Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar mengungkapkan sebuah kata agar bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Budidaya Pisang, Peluang Usaha yang Patut Diperhitungkan

23 Mei 2024   12:35 Diperbarui: 24 Mei 2024   20:28 1758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pohon pisang, tanaman pisang, budidaya pisang.(SHUTTERSTOCK/UNDERWORLD)

Budidaya Pisang: Peluang Usaha yang Patut Diperhitungkan

Bagi pembaca yang memiliki pekarangan yang ganggur atau kebun yang belum dimanfaatkan, coba merintis usaha dengan budidaya tanaman pisang. Mengapa memilih budidaya pisang, tidak tanaman lain? Buah satu ini memang diminati oleh semua kalangan dan harganya masih bersahabat. 

Tak hanya itu, pemasaran pisang masih menjanjikan hingga saat ini. Apalagi usaha yang menggunakan bahan baku pisang juga mengalami perkembangan pesat dan memerlukan kualitas pisang yang bagus dan juga ramah lingkungan.

Pernah terjun langsung menanam sendiri bersama orang tua namun gagal karena virus batang. Saat menanam kedua, alhamdulillah menuai keuntungan. 

Pisang yang ditanam kala itu pisang untuk bahan baku pisang goreng, keripik, dan lainnya. Pisang ini memang terbilang lumayang jika membeli di pedagang kisaran Rp 15.000 ke atas. 

Bayangkan jika dihargai satu sisir di tiap tandannya, berapa kita dapatkan? Keuntungan yang besar patut dijadikan peluang usaha yang perlu diperhitungkan.

Tak hanya itu, pohon pisang memiliki tunas dan tak akan berhenti. Selain itu, modal yang dikeluarkan juga tak menguras isi kantong. Sementara prospek ke depan memiliki peluang usaha menjanjikan. Potensi ekonomi budidaya pisang juga besar mengingat buah pisang mempunyai manfaat dan kegunaan. 

Buah pisang tidak hanya dikonsumsi sebagai buah segar, tapi dapat diolah dalam berbagai produk makanan misalnya keripik pisang, pisang goreng, pisang molen, pisang aroma, kolak, kue, dan lainnya. 

Selain sebagai bahan dasar pembuatan aneka makanan, ternyata buah pisang juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri komesntik dan farmasi serta memiliki peluang besar sebagai bahan baku ekspor yang menjanjikan ke luar negeri.

Namun, setiap usaha pasti mengalami kegagalan seperti yang saya lakukan bersama kedua orang tua dan usaha ke dua juga mengalami kegagalan yang sama. Sempat menikmati hasil namun lagi dan lagi terkena virus batang dan tak lagi melanjutkan usaha tersebut. Itulah kurangnya pengalaman yang membuat putus asa. 

Namun, setelah melihat tayangan dari seorang mbah Lasiyo ternyata kegagalan dari budidaya tanaman pisang dapat diketahui penyebabnya. Beliau dijuluki bapak profesor pisang karena inovasinya dalam pengembangan budidaya pisang yang patut diacungi jempol. Tak hanya itu, inovasinya dalam membuat obat nabati yang ramah lingkungan membuat pisang tumbuh sehat dan hasil luar biasa.

Meskipun beliau tidak mengenyam pendidikan tinggi namun tekad dan semangatnya yang patut kita teladani. Saya kagum dengan usaha yang dirintisnya bahkan beliau sangat membagikan ilmunyaa tanpa ditutupi.

 Jika pembaca ingin memulai memanfaatkan pekarangan rumah dengan budidaya pisang yuk kita belajar dari ahlinya. Memulai tidak harus banyak dulu, agar dari yang ada kita belajar untuk memperluas usaha. 

Berikut tata cara budidaya tanaman pisang ala Mbah Lasiyo, bapak profesor pisang.


Pemilihan lahan

Untuk syarat ini memang tidak harus luas. Tidak harus kita membeli kebun dulu baru memulai usaha. Bisa jadi pekarangan rumah menjadi objek yang cocok untuk dimanfaatkan. Untuk itu, amati lahan yang ditanam, apakah tanahnya baik, terkena sinar matahari, dan memiliki drainase baik. Hal tersebut sangat membantu pertumbuhan pisang ke depannya.

Persiapan bibit

Menurut Mbah Lasiyo ada dua persiapan bibit yakni penggunaan bibit yang dibuat di polibek atau berasal dari induk yang sehat dan bebas penyakit. Bibit tersebut dapat diperoleh dari anakan atau kultur jaringan.

Penanaman

Pada tahap ini biasanya langsung ditanam. Namun menurut pengalaman beliau yang telah berhasil. Sebaiknya pisang dilakukan vaksinasi atau imunisasi agar tidak mudah terserang penyakit. Obat yang digunakan nabati PGBR atau disesuaikan tanaman pisang. Jika bibit ditanam dipolibek maka melakukan vaksinasi langsung disiram ke dalam polibek. Sementara jika pisang diambil dari induknya, maka tunas pisang direndam di air yang mengandung vaksinasi sebelum ditanamkan.

Sementara tata cara penanaman yakni sedalam 40cm dengan jarak 3 meter persegi agar perkembangan pisang baik. Kemudian pisang dimasukkan ke dalam lobang dengan tanah. Ingat bagian bawah akar tidak dianjurkan langsung menggunakan pupuk alami tapi ditutup dengan tanah baru setengahnya ditutup dengan pupuk alami. Menurut beliau itu lebih efiesien dan berdampak pada tanaman pisang.

Perawatan 

Pada tahap perawatan dengan pemberian pupuk dilakukan sebanyak dua kali. Bisa sewaktu tanam atau 3 hari setelah tanam dan 3 bulan setelah tanam. Komposisinya sewaktu tanam atau 3 hari diberikan pupuk sebanyak 3 kg, sedangkan 3 bulan setelah tanam sebanyak 4 kg. Jadi total pupuk alami yang diberikan ke satu musim tanam tanaman pisang sebanyak 7kg. Jika kita menggunakan pupuk kimia berupa posca/MPK maka porsinya saat tanam 50 gram, setelah 3 bulan 300gram, 6 bulan sebanyak 350gram. Jadi total 700gram.

Jika kita melakukan pemotongan batang pisang tidak dianjurkan mendekati batang. Tapi agak  jauh sekitar 25cm dari batang. Hal ini dilakukan agar pisang tetap sehat dan baik. Pembersihan lahan juga tidak tiap hari dan diperlukan saja untuk menjaga pertumbuhan pisang stabil sesuai harapan.

Pengendalian hama

Pengendalian hama ini sangat perlu apalagi menurut pengalaman keluarga saya sempat gagal karena pisang terkena virus. Hama yang sering menyerang pisang adalah virus bonggol, virus batang, layu pusarium. Untuk pengendalian layu pusarium, kita dapat menggunakan trigo derma PGPA/pestisida nabati dengan cara disuntikan ke bawah. Buat lobang dengan jarak 10 cm dari tanaman pisang dari 4 arah mata angin setelah itu obat tersebut dilarutkan dengan air kemudaian disiramkan ke empat lobang tersebut dan ditutup ke tanah.

Masa panen

Budidaya tanaman pisang tidak memerlukan waktu bertahun-tahun untuk merasakan masa panen. Belum ada setahun kita bisa merasakan dari usaha ini. Terkadang banyak pembeli yang langsung tertarik untuk membeli saat pisang tua belum kuning.

Nah, usaha ini patut kita coba untuk mengisi waktu luang, masa pensiun, atau peluang usaha baru yang menjanjikan. Tak hanya itu, usaha ini perawatan tidak membuat tenaga kita terkuras, hanya saat pengendalian hama saja memerluakan penanganan segera. Budidaya pisang ini membuat hidup kita produktif dan menghasilkan. Setiap kegagalan pastilah ada jalan keluar. Namun di setiap kegagalan ada upaya untuk terus belajar dari pengalaman orang yang sukses. Kita bisa bertanya langsung dari orang yang sudah berpegalaman atau langsung belajar otodidak dari tayangan pengalaman Mbah Lasiyo di inspirasi agribisnis Mbah Lasiyo.

Sumber https://youtu.be/YrQeuAlXAi4?si=v5V0BBwap_ddbfS8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun