"Lohh kenapa suaranya seperti ini, kalau mba mau nangis menangis lah jangan ditahan-tahan, bapak sama ibu mendengarkan segala cerita mu, anak ku suka duka mu adalah cerita terbaik buat kami para orang tua agar kami tahu dan merasakan keadaan anak nya, barengkali juga kami bisa membantu mu nak", Ibu mengambil alih handphone yang digenggam bapak dan memberikan nasehat kepada ku dengan suara yang lembut.
"Terima kasih bapak, ibu, Izza gak nangis kok ini tuh sedang motongin bawang jadi terasa seperti orang menangis", Jawab aku dengan nada tegar dan tertawa tipis, berbohong untuk menutupi rasa sedih ku.
"Ya sudah, kalau ada sesuatu apapun jangan sungkan untuk kau ceritakan kepada kami ya nak, kami adalah orang tua mu, kau pun berhak memiliki kami dalam kehidupan mu", Ujar bapak dengan suara piring seperti ibu sedang menata makanan di meja makan.
Aku pun menjawab dengan suara tegar, "Enggih bapak... Ibu...".
Karena bapak ku orang Jawa jadi di rumah juga terkadang untuk berdialog menggunakan bahasa Jawa, eh kebetulan aku dapet rezeki menempuh pendidikan di Yogyakarta yang mayoritas masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa. Sekarang adalah masa- masa sibuk dan sok sibuknya aku, karena sudah memasuki semester akhir jadi banyak waktu, tenaga dan pikiran yang ekstra untuk ku pertaruhkan demi hari bahagia nanti demi menggapai cita-cita.
"Bu, adek sedang apa?", Untuk mengalihkan pembicaraan dan sebagai bentuk rasa rindu juga aku bertanya pada ibu.
Ibu pun menjawab dengan lembutnya, "Ada.... dia lagi di kamar sedang belajar membaca dan menulis".
Ya karena adek ku ini bisa dibilang cepat tanggap dalam belajar jadi dia suka belajar, jadi kalau belajar juga gak nunggu disuruh sama bapak, ibu lagi ya belajar itu seperti sudah menjadi hobinya apalagi kalau sudah membaca dan menulis, hemmm gak diragukan lagi, coba bayangin umur 5 tahun sudah bisa membaca dengan lancar dan menulis dengan rapih ya bisa dibilang cerdas sih tapi kalau aku bilang cerdas takut dikira sombong heheheh, gak seperti ku dulu waktu kecil kalau di suruh belajar ya harus nunggu di suruh sama ibu atau bapak dulu.
"Adek rajin ya Bu, kalau sudah dewasa insya Allah adek jadi orang yang sukses dan semua cita-cita serta yang dicita-citakannya tercapai. Aamiin", Ujar aku dengan penuh harap dan do'a untuk adek ku.
"Ya sudah, sekarang coba mba lihat, ini sudah jam 22.15 WIB sekarang mba istirahat supaya besok bangunnya tidak kesiangan dan jangan lupa jika terbangun malam sempatkanlah untuk sholat Sunnah dan membaca al-qur'annya", Nasehat ibu dengan nada mengantuk.
Aku pun menjawab dengan suara lembut, "enggih Bu. Ibu, bapak sama adek juga jangan lupa istirahat, kalau gitu Izza pamit tutup telfonnya ya Bu".