Langsung saja saya menggunakan permisalan. Misalnya, saya berpikir akan membahas kemiskinan yang meningkat akibat Covid-19. Maka kalimat pertama yang ada dipikiran saya saya tulis menjadi:
"Kemiskinan meningkat akibat Covid-19."
Kalimat ini bentuk opini atau gagasan, kenapa? karena orang lain berhak menolaknya. Misalnya, "kemiskinan tidak berubah kok", atau "masak meningkat? kan banyak orang yang inden sepeda buat goes?". Jika ada pertanyaan-pertanyaan seperti ini, maka kalimat yang kita susun merupakan suatu opini pribadi.
Lalu, saya mulai berpikir, "apakah benar peningkatan kemiskinan saat ini dampak dari Covid-19? jangan-jangan saya hanya mereka-reka?" lalu, saya melanjutkannya dengan mencari informasi lain.Â
Hasilnya, kemiskinan bukan semata-mata dampak Covid-19, namun justru kebijakan penanggulangan pandemi lah yang mempercepat kenaikan kemiskinan itu terjadi. Kemudian kalimat pertama itu saya perbaiki dengan:Â
"Kemiskinan meningkat akibat kebijakan penanggulangan Covid-19".Â
Oke, kalimat pertama selesai, tapi kita perlu penguatan untuk menunjukkan bahwa argumen kita benar. Setidaknya perlu ada dua dukungan dari kalimat tersebut;
- Pertama, kebijakan apa yang membuat kemiskinan meningkat?
- Kedua, mengapa kebijakan itu perlu diambil untuk menanggulangi covid-19?
- Ketiga, pertanyaan apa lagi yang memungkinkan ditanya untuk menjelaskan kemiskinan akibat Covid-19? silakan ditambahkan sendiri.
Mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan itu. Kebijakan protokol kesehatan diberlakukan di beberapa wilayah, terutama kota besar membuat banyak karyawan dan buruh di PHK, dampaknya pendapatan sebagian besar penduduk kota turun.Â
Multipliernya permintaan terhadap usaha kecil juga ikut turun, terlebih lagi saat buruh karyawan tadi pulang kampung, omset penjual makanan, warteg, warnas, nasi padang ikut turun.Â
Ada juga yang berjualan baju tidak ada yang beli. Ini menjadi dampak kebijakan penanganan Covid-19. Jadi kalimatnya bagaimana? kita buat poin-poin nya.Â