Mohon tunggu...
Subaruela
Subaruela Mohon Tunggu... Guru - Guru

Gado Gado

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Best Practice Pembelajaran Inovatif dari Kegiatan PPL PPG Dalam Jabatan

1 Desember 2023   18:01 Diperbarui: 1 Desember 2023   18:05 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar https://images.app.goo.gl/bLm4KFCtY748jzhL9

Laporan Best Practice Pembelajaran Inovatif

dari Kegiatan PPL PPG Dalam Jabatan

Penerapan  model Problem Based Learning  dengan berbantukan Aplikasi Pembelajaran Geogebra untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi Geometri Ruang (Jarak antar titik).

Disusun Oleh:

Nama

:

SUBARYANTO, S.Pd.

Unit Kerja

:

SMA NEGERI 4 MUARO JAMBI

No UKG

:

201502659450

PENDIDIKAN PROFESI GURU  PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN

2023

  • Pendahuluan

Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya. Dikatakan abad ke-21 adalah abad yang meminta kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia. Dengan sendirinya abad ke-21 meminta sumberdaya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga yang dikelola secara profesional sehingga membuahkan hasil unggulan. Tuntutan-tuntutan yang serba baru tersebut meminta berbagai terobosan dalam berfikir, penyusunan konsep, dan tindakan-tindakan. Dengan kata lain diperlukan suatu paradigm baru dalam menghadapi tantangan-tantangan yang baru.

Abad 21 memiliki banyak perbedaan dengan abad 20 dalam berbagai hal, diantaranya dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad 21 ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer. Sebagaimana sudah diketahui dalam abad ke 21 ini sudah berubah total baik masyarakat maupun dunia pendidikannya. Sekolah yang dipahami sampai saat ini sudah terbentuk sejak abad ke 19 dalam rangka pengembangan pendidikan anak dan juga mendorong industrialisasi. Jadi awalnya sekolah itu dibentuk untuk mendukung pembentuk masyarakat madani dan juga industrialisasi namun sejak tahun 1989 dimana sejak Jerman sudah bersatu tiba-tiba mulai era globalisasi sampai saat ini, seperti di Negara Amerika Utara, Eropa dan Amerika Timur sudah terjadi globalisasi lebih awal. Kalau negara-negara Asia belum menjadi satu karena terjadi keanekaragaman budaya dan suku, namun pada suatu saat akan terjadi seperti di negara barat. Jadi negara/pasar akan menjadi satu dan mungkin mata uang akan menjadi satu. Jadi kalau jaman dulu pasar itu per negaranya tapi saat ini karena adanya globalisasi, suatu kesatuan komunikasi akan menjadi luas (JICA, 2016).

Abad ke-21 juga dikenal dengan masa pengetahuan (knowledge age), dalam era ini, semua alternative upaya pemenuhan kebutuhan hidup dalam berbagai konteks lebih berbasis pengetahuan. Upaya pemenuhan kebutuhan bidang pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge based education), pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economic), pengembangan dan pemberdayaan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based social empowering), dan pengembangan dalam bidang industri pun berbasis pengetahuan (knowledge based industry) (Mukhadis, 2013:115)

Saat ini, pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information super highway (Gates, 1996). Gaya kegiatan pembelajaran pada masa pengetahuan (knowledge age) harus disesuaikan dengan kebutuhan pada masa pengetahuan (knowledge age). Bahan pembelajaran harus memberikan desain yang lebih otentik untuk melalui tantangan di mana peserta didik dapat berkolaborasi menciptakan solusi memecahkan masalah pelajaran. Pemecahan masalah mengarah ke pertanyaan dan mencari jawaban oleh peserta didik yang kemudian dapat dicari pemecahan permasalahan dalam konteks pembelajaran menggunakan sumber daya informasi yang tersedia Trilling and Hood (1999 : 21).

  • Pembahasan

Situasi :

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab.

Yang menjadi latar belakang masalah praktik ini adalah

  • Guru belum memanfaatkan alat peraga/media yang tepat.
  • Guru belum memberikan kesempatan yang luas siswa untuk  bereksplorasi saat belajar.
  • Pembelajaran  kurang menyenangkan.

Upaya guru untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memfariasikan penggunaan model dan media dalam proses pembelajaran. Dalam permasalahan ini, guru menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL). Selain itu guru juga menggunakan media dan alat pembelajaran berbasis TPACK berupa penggunaan video pembelajaran dari youtube, power point, aplikasi Geogbra, alat peraga, bahan ajar, serta google form untuk perbaikan dan pengayaan sebagai tugas terstruktur.

PPG Dalam Jabatan diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan pendidikan, seperti: (1) kualifikasi di bawah standar (di bawah kualifikasi), dan (2) guru-guru yang kurang kompeten (kompetensi rendah). Selain itu, guru di era revolusi industri 4.0 harus memiliki kemampuan menjalankan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan dengan mengintegrasikan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, keterampilan komunikasi dan kolaboratif, keterampilan kreativitas dan inovatif, literasi teknologi informasi dan komunikasi, keterampilan belajar kontekstual, serta informasi dan media literasi.

Program PPG Dalam Jabatan dirancang secara sistematis dan menerapkan prinsip mutu mulai dari seleksi, proses pembelajaran, dan penilaian, hingga uji kompetensi, sehingga diharapkan akan menghasilkan guru-guru masa depan yang profesional yang dapat menghasilkan lulusan yang unggul, kompetitif, dan berkarakter, serta cinta tanah air dan dalam waktu yang sama, diharapkan mampu menjawab permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. PPG Dalam Jabatan juga dirancang agar mampu membekali kemampuan pemecahan masalah, kritis, dan kreatif kepada calon guru profesional, melalui implementasi model pembelajaran dan kegiatan berbasis masalah (problem-based learning) dan proyek (project-based learning).

Program PPG Dalam Jabatan bertujuan menghasilkan guru sebagai pendidik profesional yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berilmu, adaptif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengajarkan peserta didik .

Sumber: Perdirjen tentang petunjuk teknis Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan 2021.

Mengapa praktik ini penting untuk di bagikan? Best practice ini penting untuk dibagikan karena berisi tentang mendiskripsikan pengalaman terbaik seorang guru terkait keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah selama proses pembelajaran. Karena sebagian besar guru mengalami permasalahan yang sama yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik, rendahnya minat baca dan berhitung. Selain itu best practice memuat pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga bisa memudahkan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini? Saya sebagai seorang guru sangat berperan penting dalam menciptakan generasi masa depan yang berkualitas. Peran saya selama proses pembelajaran antara lain sebagai sumber belajar, fasilitator, motivator, pengelola kelas, pembimbing, dan evaluator. Saya sebagai guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bekualitas dan bermakna bagi peserta didik dengan menerapkan model dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

Program PPG Dalam Jabatan merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan Standar Pendidikan Guru. Saya beruntung berkesempatan menjadi mahasiswa PPG dalam Jabatan Universitas Pasundan 2023.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang terlibat.

Yang menjadi tantangan dalam hal ini adalah :

  • Siswa kurang terstimulus dalam belajar matematika karena pembelajaran yang di laksanakan kurang menyenangkan.
  • Banyak Siswa sudah sejak awal kurang menyukai pelajaran matematika disebabkan banyak hal antara lain sejak awal kurang sering berlatih matematika. 
  • Guru kurang giat dalam belajar mencari literatur inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang menarik dan relevan dengan sebuah materi yang diajarkan.
  • Guru kurang belajar aplikasi-aplikasi yang sudah banyak ada dalam mendukung proses pembelajaran

Siswa hanya mampu berpikir pada tingkatan LOTS, yaitu "Mengingat" dan "Memahami".

Tantangan-tantangan inilah yang menyebabkan Guru   harus menerapkan berbagai cara seperti menggunakan model pembelajaran yang sesuai, menggunakan metode- metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan karakteristik, kemampuan awal dan gaya belajar peserta didik.Yang terlibat dalam pembuatan best practise ini adalah guru mata pelajaran matematika dan 30 orang siswa XII IPA 1 di SMA NEGERI 4 MUARO JAMBI.


Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut.

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut antara lain :

  • Menggunakan perangkat pembelajaran yang sesuai    dengan karakteristik siswa
  • Menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
  • Membentuk kelompok belajar yang heterogen
  • Memberi siswa media pembelajaran interaktif berupa power point dan Aplikasi Pembelajaran Geogbra.
  • Memberikan LKPD berbasis masalah kepada siswa
  • Memberikan bahan ajar kepada siswa
  • Membuat Aksi lanjut untuk membentuk kelompok yang telah dibagi sesuai dengan karakteristik, kemampuan awal dan gaya belajar siswa.

Strategi yang sata lakukan dalam mengatasi masalah hasil belajar siswa yang rendah adalah dengan Penerapan  model Problem Based Learning  dengan berbantukan Aplikasi Pembelajaran Geogebra Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam matematika pada materi geometri ruang (Jarak antar titik). Dalam best practise membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa terlihat pada siswa yang menggunakan smartphone ke arah yang positif yaitu memanfaatkan smartphone untuk belajar, mencari referensi-referensi dan mengerjakan soal. Menyampaikan tujuan dan manfaat dalam mempelajari materi yang akan dipelajari sebagai salah satu langkah untuk memotivasi siswa.

Proses yang terjadi pada best practice ini adalah pada pendahuluan adalah Guru memberikan memotivasi  kepada siswa dengan mengajak siswa berekplorasi kegunaan persoalan dimensi tiga dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian pada kegiatan inti   Guru mengajak siswa berdiskusi dalam kelompok dan di bimbing Guru untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam kelompok hingga mampu untuk mempresentasikan. Diakhiri dengan penutup dengan memberikan menyimpulkan kegiatan yang sudah terlaksana dan kemudian memberikan sedikit gambaran pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Seluruh kegiatan melibatkan kolaborasi antara guru dan siswa

Sumber daya yang digunakan berupa media powerpoint dalam keseluruhan kegiatan, kemudian menggunakan aplikasi pembelajaran Geogbra untuk menggambar bangun ruang agar lebih jelas visualisasinya berupa permainan yang dapat menarik perhatian siswa dalam kegiatan belajar yang dilakasanakan, Tugas kelompok didalam Googlefoam dan diselesaikan dan dipresentasika. Kemudaian mengerjakan LMS juga dengan Googlefoam agar lebih mudah menganalisis ketercapaian dari pembelajaran.

Refleksi :

Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.

Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan adalah :

Wawasan siswa pada materi yang disampaikan meningkat dan siswa menyadari bahwa matematika bukan hanya sekedar hitungan namun matematika dapat di pelajari dengan cara yang menyenangkan dan dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dengan menggunakan model Poblem Based Learning meningkatnya aktivitas belajar siswa, terlihat dari keaktifan & kedisiplinan siswa selama berdiskusi kelompok dengan teman sejawat. Adapun faktor keberhasilan best practise yang telah dilakukan dapat dilihat dari hasil belajar siswa Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui nilai rata-rata siswa di pertemuan pertama adalah 74,77 dikarenakan siswa yang mendapat nilai diatas KKM hanya 61,29 % yaitu 19 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 12 siswa dengan presentase 38,70%. Nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendahnya 55. Dari data menunjukan bahwa hasil belajar siswa sudah mengalami perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based learning (PBL), Tetapi terjadi perubahan aksi dari rencana yang telah dibuat dikarenakan pemadaman listrik dari sejak awal akan dimulai pembelajaran. Namun pembelajaran tetap berjalan dengan baik meskipun guru batal mendonstrasikan Alpikasi Pembelajaran Geogbra, dengan bimbingan guru siswa dengan sinyal yang minim dengan bimbingan guru di setiap kelompok siswa mampu mencari beberapa sumber belajar lain di internet. Antusis siswa dalam belajar juga sangat baik.

Dipertemuan ke dua, siswa yang mencapai KKM sebanyak 29 siswa dengan presentase 93,54% dan yang di bawah KKM 2 siswa dengan presentase 6,45% dikarenakan siswa tersebut izin dan sakit. Grafik ini menunjukan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based learning (PBL) ada perbaikan dalam pembelajaran di lihat dari perolehan siswa yang mencapai KKM.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan yaitu siswa dapat memecahkan masalah Dimensi tiga (Jarak antar titik) dengan bantuan aplikasi Geogbra. Dengan pelaksanaan Metode Problem Based Learning (PBL) dapat membantu Guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri. Sebanyak 25 dari 30 siswa atau sebanyak 83% siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning dan juga menggunakan media yang menarik memberi dampak positif pada hasil belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah PBL, respon dari lingkungan sekitar yaitu teman sejawat dan kepala sekolah memberikan respon positif. Lembar survei siswa menunjukkan bahwa suasana, penyampaian materi dan media pembelajaran berhasil menarik perhatian siswa dalam belajar matematika. 100% siswa menjawab suasana pemebelajaran menyenangkan, 100% menjawab materi disampaikan dengan baik, 100% menjawab media yang digunakan menarik.

Faktor yang menunjukkan bahwa model yang telah dilakukan berhasil adalah dengan pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran dan hasil belajar. Oleh karena itu, dengan model Problem Based Learning yang dipadukan  dengan aplikasi pembelajran Geogbra dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal ini menjadi masukan dan ide yang baru bagi rekan sesama guru di SMA NEGERI 4 MUARO JAMBI terkhusus sesama rekan guru matematika bahwa dengan penggunaan model dan statrategi pembelajaran yang tepat seperti Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

Ati, T. P., & Setiawan, Y. (2020). Efektivitas problem based learning-problem solving terhadap kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika siswa kelas V. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1), 294-303.

Mashuri, S., Djidu, H., & Ningrum, R. K. (2019). Problem-based learning dalam pembelajaran matematika: Upaya guru untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Pythagoras. Jurnal Pendidikan Matematika, 14(2).

Rezeqi, S., & Rahayu, W. (2023). Model Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika SMA/SMK. Jurnal Riset Pendidikan Matematika 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun