“Sebuah negara adikuasa telah memaksakan kehendak dan menginjak-injak hukum internasional untuk kepentingannya sendiri. Serangannya atas Irak mengabaikan peranan PBB melaui dewan keamanan,” kata Gus Dur dalam esainya yang dikutip dari gusdurian.net.
Gus Dur menyatakan bahwa dengan serangan AS ke Irak itu, makin penting bahwa etika global dan pemerintahan yang baik (good governance) hanya akan ada artinya kalau didasarkan pada dua hal: pertama, kedaulatan hukum dan keadilan dalam hubungan internasional.
Peperangan yang tidak seimbang itu memang berhasil menumbangkan rezim diktator Saddam Hussein. Bahkan dalam perkembangnya Saddam Hussein berhasil ditangkap hidup-hidup. Dikutip dari Gusdurian.net Saddam Hussein tertangkap penuh Ironi dan tragis. Mantan diktator Irak itu harus menemui ajalnya di tiang gantungan.
Gus Dur memiliki perhatian pada dinamika internasional yang sering terjadi. Gus Dur pernah memperkirakan masalah-masalah baru akan terus bermunculan, seiring dengan kondisi obyektif yang ada di Irak pasca pendudukan AS dan tantara di negeri Seribu Satu Malam itu.
Kita perlu bercermin pada pada diri Gus Dur, kita meilhat bagaimana sikap Gus Dur yang gandurung akan perdamaian, bukan hanya perdamaian dalam negeri tetapi juga perdamaian dunia.
Maka tak heran jika Gus Dur disebut-sebut simbol kebhinekaan. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pun pernah mengaku salut dengan pemikiraannya terutama ajakan Gus Dur dalam menjaga perdamaian dengan menghormati perbedaan.
“Saat negara-negara Islam di mana pun terjadi konflik, saat antar-agama terjadi konflik, pikiran-pikiran kemajemukan dan pluralisme dari Gus Dur selalu menjadi ingatan dan contoh keteladanan bagaimana membina bangsa,” kata JK saat Haol Gus Dur tahun 2015 yang dikutip dari nasionaltempo.co.
Gus Dur adalah seorang Bapak Perdamaian,Toleransi, dan Pluralisme. Ia menjadi simbol kebinekaan. Gus Dur pernah berpesan soal perdamaian yang menurut penulis masih relevan dengan kondisi sekarang ini. Salah satu pesannya berbunyi, "Yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan,” demikian kata Gus Dur.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H