Selain itu, hari kemenangan atau Idulfitri juga sering kali dimaknai sebagai hari pembebasan; yaitu pembebasan diri dari belenggu dosa akibat kebencian, dendam dan keserakahan. Karena itulah, momentum lebaran atau hari kemenangan sering kali dijadikan sebagai wahana untuk menyambung silaturahmi dan sekaligus melebur dosa antar sesama manusia, sebab seseorang belum dikatakan beridulfitri jika dalam hati dan pikiran mereka masih menyimpan perasaan dendam dan kebencian.
Pada akhirnya, takbir dan tahmid yang dilantunkan di hari kemenangan tentu tidak hanya sekadar bermakna menganggungkan dan memuji kebesaran Allah Swt, tetapi juga bagian dari ekspresi kemenangan pribadi, Â bukan karena berhasil merampas, membenci, menyakiti, apalagi membunuh manusia, melainkan karena berhasil berperang melawan dorongan hawa nafsu, sifat keserakahan dan kesombongan yang kerap mengundang permusuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H