Makna sosial dari Hari Ibu yaitu: Pertama, menghargai peran ibu sebagai pendidik dan pembentuk karakter. Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga, di mana tidak hanya terbatas pada tugas-tugas seperti melahirkan, merawat anak dan mengurus rumah tangga. Namun, peran ibu dalam keluarga yang paling penting adalah bertanggung jawab dalam membentuk karakter anak-anak, memberikan pendidikan moral, serta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, mengakui kontribusi perempuan dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan adalah tulang punggung keluarga dan masyarakat. Mereka memberikan perawatan, dukungan, dan pengasuhan kepada keluarga mereka dan sangat penting bagi perkembangan anak-anak. Perempuan juga memainkan peran penting dalam pembangunan masyarakat dan sering mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi masyarakat.
Ketiga, meningkatkan kesadaran tentang kesetaraan gender. Peningkatan kesadaran gender bertujuan untuk mempromosikan dan mendorong pemahaman umum tentang tantangan terkait gender, misalnya, kekerasan terhadap perempuan dan kesenjangan upah berdasarkan gender. Hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana nilai dan norma memengaruhi realitas kita, memperkuat stereotip dan mendukung struktur yang menghasilkan ketidaksetaraan. Peningkatan kesadaran gender bertujuan untuk mempromosikan dan mendorong pemahaman umum tentang tantangan terkait gender, misalnya, kekerasan terhadap perempuan dan kesenjangan upah berdasarkan gender. Hal ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana nilai dan norma memengaruhi realitas kita, memperkuat stereotip dan mendukung struktur yang menghasilkan ketidaksetaraan.
Keempat, menghormati peran perempuan sebagai pekerja dan pengusaha. Upaya emansipasi perempuan telah diterapkan di berbagai lingkungan masyarakat, tidak terkecuali pada lingkungan pekerjaan. Banyak usaha-usaha sederhana yang dapat dilakukan untuk menerapkan emansipasi perempuan di tempat kerja.
Makna Kultural
Makna kultural Hari Ibu adalah: Pertama, melestarikan tradisi dan budaya Indonesia. Perempuan adalah penjaga pembawa damai dari warisan budaya, memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya mengetahui akar mereka tetapi juga menghargainya. Dengan memelihara tradisi, mereka menjadi jangkar stabilitas sosial, memperkuat rasa kebersamaan dan melestarikan rasa identitas yang unik.
Kedua, menghargai ajaran leluhur tentang posisi penting "lima ibu" yang wajib dihormati, yaitu: 1) Deha Maatta: Ibu yang melahirkan kita. Tuhan tidak akan memberikan anugerah pada orang yg tidak berbakti kepada Ibunya;Â 2) Deva Maatta: Tuhan sebagai ibu yang dengan penuh kasih menuntun kita mengarungi dinamika kehidupan; 3) Veda Maatta: Sabda suci Tuhan yang berisi berbagai tuntunan hidup; 4) Bumi Maatta: Ibu Pertiwi, bumi ini tempat lahirnya manusia, hewan dan tumbuhan; 5) Desa Maatta: Tradisi yang bersumber dari kitab-kitab suci sebagai ibu umat manusia.
Ketiga, mengembangkan kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam masyarakat. Perempuan bisa menjadi aktor strategis di dalam pembangunan. Tidak hanya pembangunan di desa-desa, tetapi juga pembangunan di perkotaan dan nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera.
Dalam bab III sloka 56 kitab Manawa Dharmasastra disebutkan bahwa kedudukan perempuan sangatlah mulia:
Yatra naryastu pujyante Ramante tatra dewata,
Yatraitastu na pujiante Sarwastalah kriyah