Sudah 2 pintu jaga kulewati dengan mudah berkat surat sakti dari Pak Kasim. Hanya tinggal pintu Menara Pengasingan... dan klop... greeeeetttt pintu pun dibukakan.
"Jangan terlalu keras ya Den!" bisik salasatu petugas jaga sambil menitipkan sebundel kunci-kunci bernomor yang kubalas dengan anggukan kepala.
20 undakan anak tangga putar telah kulalui. Satu demi satu kamar kulihat dengan seksama. 9 kamar hanya berisi 'buaya-buaya' penampungan yang penuh dengan penyakit kulit. Tinggal 1 kamar besar yang ternyata hanya berisi satu orang. Ya satu orang yang kini berdiri di balik besi dan tatapannya membuat otakku seperti melayang pada kejadian 1400 lebih hari yang lalu. Hari di mana hentakan tangan dan kakinya ikut menghujami tubuhku. Sosok yang tak bisa aku lupakan. Sosok yang kini ikut pula terperosok ke jurang yang sama melalui jalan yang berbeda.
Pikiranku berkecamuk sementara jari-jari langsung mengepal keras. Tubuhku kini sudah jauh berotot dibandingkan beberapa tahun lalu. Sementara tubuh sosok dihadapanku ini malah lebih kurus dari sebelumnya. Apakah kubenturkan saja kepalanya kemudian injak-injak seluruh tubuhnya sampai ia minta ampun, ataukah....arrrggghhh kutepuk-tepuk dadaku serta keningku.Â
Arrgghhhh aku bukan orang yang seperti itu!!!
***
Kulangkahkan kakiku sambil terus meredam hawa dendam. Kuambil posisi berjongkok di hadapan pintu kamarnya. Kuminta ia untuk berjongkok pula.
"Mengapa?"
Ia hanya bisa tertunduk pasrah.
"MENGAAAAPAAAAAA???" teriakanku membuatnya ketakutan.
"Arrgghh ya sudahlah... apa yang membuatmu sampai juga ke tempat ini? bukankah para penegak hukum itu adalah barisanmu?"