Novi masuk perlahan... pandangan matanya menyapu ruangan... beberapa foto tergantung... Novi terdiam ketika menatap foto diri Badai... jantungnya berdegup.
"Ayoo diminum Teh Novi selagi masih hangat!" Pipit membawakan segelas air hangat untuk Novi.
"Abah sama Emak kemana Pit?
"Maaf Teh Novi... Abah sama Emak sudah almarhum! dan... Aa Badai pun... eh... sebentar Teh Novi."
Novi sedikit penasaran dengan ucapan Pipit soal Badai yang tadi terpotong...
"Ini Surat buat Teteh dari Aa Badai!"
Novi menerima sebuah surat beramplop yang sudah agak menguning... memandangi surat itu... dan...
"Badainya ada Pit???"
"Ehh... hhmmm gimana ya haduuhhh... ayo Teh ikut Pipit ya!"
Pipit bangkit dan meminta Novi untuk mengikutinya.
Novi pun mengikuti langkah Pipit... langkah mereka berdua agak naik ke perbukitan di belakang rumah... hingga tiba di sebuah tanah yang agak datar... di antara rimbunnya pohon Rasamala... Pipit menghentikan langkahnya di hadapan tiga buah makam... kemudian menunjukkan makam yang paling ujung sebelah kanan di sebelah 2 makam yang berdampingan.