Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yin... Setitik Putih di Antara Hitam

25 Oktober 2013   03:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:04 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun apa daya... lengan dan kakiku terbelenggu... tiada daya... namun tiada daya tak meruntuhkan niatanku dan membuat hal ajaib terjadi... ku mampu melepaskan diri dari belenggu... ku beribadah dan berdoa.

Hal ajaib yang rupanya membuat marah para petugas penjara... dengan menodongkan senjaranya.., mereka mengganti belenggu dan rantai pada kedua lengan dan kakiku. Namun tetap saja tak mampu membelengguku ketika niat tulusku untuk beribadah dan berdoa timbul. Hingga akhirnya aku dihadapkan pada kepala Penjara... kukatakan bahwa bukan diriku yang melepaskan belenggunya... Tuhan lah yang melepaskan belenggunya. Tuhan mendengarkanku yang hina ini.

Kepala penjara akhirnya tak pernah lagi membelenggu lengan dan kakiku. Hak ku sebagai terhukum untuk beribadah dan berdoa kudapatkan. Bukan atas kehendakku. Tuhan yang melakukannya.

Satu hari... selesai aku beribadah dan berdoa... seorang penjaga mendekatiku karena mendengarkan alunan doa yang kulantunkan... "Apa yang akan kamu lakukan Yin jika ada pengampunan untukmu dari negara?"

Sebuah tanya yang kujawab dengan diam dan tetap fokus berdoa... sebuah jawaban bahwa hal itu sudah tak kuharapkan dan sangat mustahil akan terjadi.

Kediamanku membuatnya berucap kembali... "hhmmm apa yang kau inginkan sebagai permintaan terakhir atau pesan terakhirmu nanti Yin... jika aku boleh tahu???"

Pertanyaan yang akhirnya membuatku menoleh padanya lalu tersenyum... ia pun tersenyum... sebuah pesan dan harapan...

"Jika diri ini boleh dan masih diberikan kesempatan untuk berbicara... Diri ini ingin menyampaikan apa yang pernah di sampaikan oleh Kedua orang tuaku dulu... yaitu sebuah pesan yang berbunyi: Makan dan Tidurlah secukupnya... dan Jangan Lupa... Sering-seringlah menengok kolong tempat tidur kita!"

Itulah pesan dan harapan yang ingin kusampaikan... tiada keinginan lain apapun lagi selain ingin berusaha menjadi setitik putih di antara hitamnya kehidupanku... hanya itu... kata-kata yang jika di maknakan akan berarti... makan dan tidur secukupnya agar tubuh tidak menjadi malas dan kegemukan... karena jika terlalu gemuk akan banyak penyakit... sering-sering menengok kolong tempat tidur maksudnya adalah sering-seringlah melihat orang yang kehidupannya jauh di bawah kita... atau singkatnya adalah sering-seringlah melihat ke bawah untuk bercermin dan bersyukur bahwa kita memiliki rejeki yang lebih baik dan lebih bisa mengerti dan memahami bagaimana kesulitan ataupun kesusahan hidup orang yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Demikian... sebuah harapan... di antara hitamnya kehidupanku... ku berharap akan bisa melakukan setitik putih bagi siapapun yang sudi mendengarkan dan melakukannya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun