Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Love You and We Will Break This Jail!

14 Februari 2014   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja dan mengejar karir menuju hidup yang mapan... itulah yang ada dalam benak Rin selepas wisuda dan meraih gelar Sarjana Hukum. Usaha keras yang akhirnya menjadikannya sebagai seorang Jaksa Penuntut Umum. Sebuah profesi yang terhormat apalagi sebagai seorang wanita. Kemapanan hidup telah menjadi miliknya. Cantik dan berwibawa adalah dua kata pujian manakala mata-mata yang tertuju pandangan melihat tampilan Rin dalam seragam profesinya.

"Siapapun suaminya pastilah menjadi laki-laki paling beruntung" demikian kalimat yang banyak terlontar dari banyak mata yang memandang sosok Rin.

Tampak luar yang kedalaman suara hati tentunya hanya Rin yang tahu. Ya hanya Rin yang paling tahu.

Sore itu... antrian elevator membuat Rin memilih tangga darurat untuk naik ke kamar Apartemennya. Tak terlalu tinggi hanya tiga lantai undakan anak tangga yang harus di titi jejak kakinya yang berbalut sepatu hak tinggi warna coklat tua. Sambil melambaikan telapak tangan kemudian menunjuk dengan jari telunjuknya membuat seorang penjaga kafe menganggukkan kepala tanda mengerti akan pesanan secangkir kopi hitam kesukaannya. Tak banyak menimbulkan suara... Rin memutar anak kunci pintu apartemen dan dengan sekali gerakan ia menutup rapat pintu... melempar tas kerja ke atas kasur... masih sambil berdiri Rin melepas sepatunya satu demi satu... menaruhnya di sudut tembok di belakang pintu... melangkah ke cermin rias kemudian membuka ikatan rambutnya... tergerai ikal memanjang semakin menambah pesona Rin.

"Tok... tok... tok..." Suara ketukan pintu yang membuat Rin sedikit berlari kecil... membuka sedikit pintu dan menerima secangkir kopi pesanannya tadi.

Rin membuka laci meja rias dan mengambil bungkusan kecil warna putih yang ternyata adalah sebungkus rokok... berjalan ke arah jendela... membuka jendela sedikit... membuka bungkusan rokok tadi... mengeluarkan korek api gasnya dan pluusss... pluusss... dua hembusan asap mengalir dari mulut dan hidungnya... matanya memandang hilir mudik kendaraan dan orang-orang di bawah.

Bukannya semakin lega pikiran Rin malah semakin menjadi penat... percakapan di telepon semalam dengan Ibunda tercinta yang telah seringkali menanyakan mengenai kapan akan menikah membuat pikiran Rin jadi sedikit kacau.

Telah menapaki setengah baya kini usia Rin... kesibukannya telah lama membuatnya tak memikirkan mengenai pacar ataupun pernikahan semenjak hubungan cintanya pada usia sekolah di tentang habis-habisan oleh Almarhum Ayah dan juga Ibunya. Tak mungkin kini Rin berharap dan mencari mantan kekasihnya... entah di mana kabarnya pun ia tak tahu.

Semakin berat rasanya kepala Rin... beban pikiran yang akhirnya membuatnya terbaring sambil menatap kipas baling-baling warna putih yang ada tepat di atas langit-langit kasurnya. Semakin berputar dan semakin berputar hingga akhirnya tertidur... Tidur yang akhirnya terkejutkan dengan dering suara telepon genggam yang secara spontan menggerakkan kedua lengannya mengambil bantal kepala untuk menutupi kepala sekaligus telinganya.

"Arrgghhh pasti Ibu... pasti Ibu... Arrgghhh..." diraihnya telepon genggam di atas meja kecil di samping kasurnya... sambil mengintip layar dan akan memencet tombol merah untuk mematikan...

"Heehhh nomor siapa ini? loh bukan Ibu ternyata ahh atau Ibu punya nomor baru ya?" Rin menggumam sambil memegang hp nya dan mata melirik ke arah jam dinding... waktu menunjukkan pukul 11 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun