Mohon tunggu...
Hsu
Hsu Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang manusia biasa

Somewhere Only We Know

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

I Love You and We Will Break This Jail!

14 Februari 2014   02:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:50 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Dalam sela-sela waktu bekerjanya Rin pun mulai menyempatkan memeriksa berkas-berkas perkara Tomi... Sementara malam hari mereka masih terus berhubungan via telepon... dan pulsa memang tetap dikirimkan oleh Rin...

"Heehhh kok aku jadi kepikiran Tomi terus ya???... tapi memang aku merasa dia baik dan sangat menghiburku... ahhh entahlah." Ada senyum kecil dari bibir mungil Rin ketika teringat setiap canda tawa saat mengobrol via hp di malam hari.

***

"Ohh barang bukti berupa pisau belati... hehhh tapi kok tak ada pembuktian sidik jari ya???" sebuah tanya terbersit manakala membaca lembar bagian barang bukti pada berkas Tomi...

"hhmm bagaimana ya? Ahhh minta bantuan rekanku di kepolisian ya... hhmmm baiklah hari ini agak luang jadi bisa ke tempat penyimpanan barang sitaan negara."

***

Hampir sebulan lamanya Rin menunggu hasil pemeriksaan sidik jari terhadap barang bukti berupa pisau belati dalam kasus Tomi... menunggu dan menunggu... menunggu dan semakin larut... semakin dekat... dan semakin nyaman pembicaraan dan pertemuan dengan Tomi... Obat yang dibawakan Rin untuk mengobati penyakit kulit yang diderita Tomi sudah mulai menunjukkan hasil. Kulit Tomi sudah terlihat membaik... wajahnya sudah tak terlihat kusut dan dekil. Barang-barang bawaan Rin saat menjenguk Tomi banyak memberikan asupan gizi bagi fisik Tomi.

Hal yang membuat Senyuman di bibir mungil Rin menjadi semakin manis... semakin berani menatap wajah Tomi yang ternyata... ow... ow... membuat jantungnya mulai berdegup.

***

Dua bulan kemudian...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun