Mereka bukannya berhenti malah semakin menjadi... tubuh terkaparku yang telah bersimbah darah mereka tarik... kemudian kedua lengan pada posisi jari-jariku dimasukkan ke bawah kaki sebuah meja kayu... seluruh jari-jariku tertindih kaki meja kayu... dan mereka entah berapa orang menaiki meja kayu lalu mengenjot-enjot meja kayu...
Teriakanku kembali membahana... mataku tak bisa melihat lagi... penuh dan tertutup noda darah.
“Kuat Loe ya... Kuat Loe Ya! Ayo bilang siapa lagi?”
Tiba-tiba mereka berhenti...
“Sepertinya memang kuat... sudah sangat kuat memang hanya sendiri!” Salah seorang berucap.
“Gak mungkin... pasti masih ada yang lainnya!.”
“Heh... siapa lagi dibelakang loe? HHmmm Gue panggilin wartawan ya biar wajah Loe diekspos!?”
Kujawab lirih dan biarkanlah mereka mengamuk pun... mati ya matilah pikirku...
“Panggil saja Pak wartawan yang banyak Pak... biar sekalian saya bongkar bobroknya bagaimana cara kepolisian menyidik!”
Jawabanku membuat ruangan jadi hening...
“Sudah-sudah... bisa kacau nanti... sudah kuat sekali jawaban orang ini... diproses saja daripada nanti jadi masalah!”