Sebuah percakapan lama dengan temanku saat aku masih SMK. Aku hanya bisa tersenyum di Bibirku, hatiku sakit sekali cinta yang bertepuk sebelah tangan, awalnya biasa saja cuma jadi lama-lama jadi sering sedih.Â
Aku kurang fokus belajar dan gak semangat sekolah selama kelas 1 dan 2 SMK, hari-hari yang menyiksa.Â
Saat aku naik kelas 12 aku bertekad mencoba melupakannya untuk kesekian kalinya, rasa itu lepas tetapi kembali saat aku melihat parasnya, mengingatkanku kembali kenangan-kenangan pahit dan manis saat dulu begitu aku menyukainya, tekadku sudah bulat aku mulai menghilangkan kebiasaanku yang berkaitan dengannya, tidak lagi melihat rumahnya di seberang jalan menuju Jalan sekolahku, berhenti mendengarkan lagu "Kenangan Terindah", berhenti membuat puisi tentangnya, meski sisa-sisa rasa itu masih ada, aku dapat bilang itu berhasil, aku bahkan mentraktir kawanku karena keberhasilanku itu.Â
Ternyata hatiku yang hampir kosong aku bersihkan ini kedatangan tamu, dia yang humoris masuk menjadi pelengkap move on ku aku hanya akan menyukainya sekedar kagum aku tidak ingin lebih takut patah hati kembali, puisi-puisi tentangnya mulai memenuhi buku puisiku, lelaki yang tanpa sadar aku puji-puji selama ini ternyata aku menyukainya.Â
Sejak bersamanya cerita-cerita lucu dan berani muncul, aku dulunya lebih tertutup akan segala hal ini kini lebih terbuka, aku dulunya sangat membenci matahari kini tersenyum sama teriknya di pagi hari saat matahari bersinar, lebih banyak tersenyum, lebih menerima keadaan. Aku merasa lebih lega juga merasa lebih bahagia.Â
Dia dan aku mulai dekat meski aku yang selalu menghubunginya terlebih dahulu sekedar memberitahukan kegiatanku yang sederhana yang sebenarnya tidak perlu, sharing cerita di kelas ku, tugas sekolah dan musik, nyaman itulah yang kurasakan.Â
Mataku terganggu dengan gerakan tangannya, menyadarkanku yang sedang bengong sambil senyum-senyum sendiri.
"Kenapa senyum-senyum ganteng ya? "
"Idih pede banget kamu"Â
Kami berdua tertawa bersama lanjut sedikit bercerita kisah lama di cafe milikku, menceritakan saat kami sekolah bersama dan masa-masa putih abu-abu juga perjuangan mencari kerja, setelah masa lalu kini kami membicarakan masa sekarang, kalian tau? dia benar-benar mengejar pencapaianku, dia juga punya Cafe Dan beberapa outlet dan sebuah perusahaan kapal, dia suka iseng pamer pencapaiannya kepadaku.Â
"Kau menempati janjimu ya?, sekarang aku harus apa? "