Mohon tunggu...
Study Rizal L. Kontu
Study Rizal L. Kontu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bidang yang saya geluti terkait dengan filsafat, dakwah, dan civic educatiion.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Azyumardi Azra sebagai Bapak Jurnalisme Islam

28 September 2024   23:03 Diperbarui: 28 September 2024   23:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain etika, profesionalisme dalam jurnalisme adalah aspek penting lainnya yang menurut Azra harus dijaga dengan ketat. Profesionalisme merujuk pada standar-standar kerja yang tinggi yang harus diikuti oleh para jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Profesionalisme mencakup berbagai aspek teknis seperti kemampuan untuk melakukan liputan yang akurat, penulisan yang baik, serta kemampuan untuk menilai sumber informasi yang kredibel.

Bagi Azra, jurnalis yang profesional harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang diliput serta memiliki kemampuan untuk menyajikan berita dengan cara yang jelas dan tidak memihak. Profesionalisme juga berarti bahwa jurnalis harus terbuka terhadap kritik dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas pekerjaannya.

Selain itu, profesionalisme menuntut para jurnalis untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip jurnalisme bahkan dalam situasi yang sulit, seperti ketika menghadapi tekanan dari kekuatan politik atau komersial. Azra sering menekankan bahwa jurnalis harus memiliki integritas profesional, yang berarti tidak tergoda untuk menyebarkan berita bohong (hoaks) atau terlibat dalam praktik-praktik yang melanggar kode etik jurnalistik demi keuntungan pribadi atau kelompok.

3. Keseimbangan antara Etika dan Profesionalisme

Keseimbangan antara etika dan profesionalisme menjadi krusial, karena dalam praktik jurnalistik, kedua aspek ini sering kali bisa saling berinteraksi dan bertentangan. Dalam pandangan Azra, etika adalah landasan moral yang harus selalu diikuti, sementara profesionalisme adalah kemampuan teknis yang memungkinkan jurnalis untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Keduanya harus berjalan seiring agar jurnalis bisa memenuhi tanggung jawabnya kepada masyarakat.

Misalnya, dalam peliputan berita yang sensitif seperti konflik agama atau etnis, jurnalis harus mampu menjaga profesionalisme dengan melaporkan fakta secara akurat dan lengkap. Namun, di saat yang sama, etika jurnalistik menuntut mereka untuk melaporkan berita tersebut dengan hati-hati agar tidak memicu ketegangan atau memperkeruh situasi.

Bagi Azra, dalam situasi di mana etika dan profesionalisme tampak bertentangan, seorang jurnalis yang baik harus tetap memprioritaskan etika. Sebagai contoh, meskipun seorang jurnalis mungkin memiliki akses ke informasi eksklusif, jika informasi tersebut dapat membahayakan privasi individu atau memicu kekerasan, maka etika mengharuskan jurnalis untuk tidak menyebarkan informasi tersebut. Profesionalisme, dalam hal ini, harus selalu disertai dengan pertimbangan etis yang mendalam.

4. Tanggung Jawab Sosial Jurnalisme

Salah satu poin penting yang sering ditekankan oleh Azra adalah bahwa jurnalisme memiliki tanggung jawab sosial yang besar. Artinya, jurnalis tidak hanya bertanggung jawab kepada perusahaan media atau audiens mereka, tetapi juga kepada masyarakat secara luas. Media massa memiliki peran besar dalam membentuk opini publik dan, karenanya, harus sangat berhati-hati dalam bagaimana mereka menyajikan informasi.

Menurut Azra, tanggung jawab sosial ini terkait erat dengan etika dan profesionalisme. Media harus memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik bermanfaat, akurat, dan tidak merugikan masyarakat. Ini termasuk menjaga integritas informasi dalam konteks politik, sosial, dan agama. Dalam konteks Islam, tanggung jawab sosial juga melibatkan komitmen untuk mempromosikan nilai-nilai Islam yang moderat dan menghormati keragaman dalam masyarakat.

5. Menghadapi Tantangan Era Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun