4. Memajukan Diskursus Publik yang Konstruktif
Azra meyakini bahwa jurnalisme Islam yang progresif harus berperan aktif dalam memajukan diskursus publik yang konstruktif. Artinya, media tidak hanya bertugas melaporkan berita, tetapi juga menjadi platform untuk memperdebatkan isu-isu penting secara intelektual dan mendalam. Topik-topik seperti hak asasi manusia, keadilan sosial, kemiskinan, pendidikan, dan ketidakadilan gender harus menjadi perhatian media Islam progresif.
Jurnalisme Islam, menurut Azra, harus mampu menghadirkan wacana yang mendalam tentang bagaimana Islam merespons tantangan-tantangan kontemporer ini. Dalam hal ini, media berperan sebagai katalis perubahan sosial yang lebih besar, mendorong masyarakat untuk lebih reflektif dan kritis terhadap isu-isu yang dihadapi.
5. Peran sebagai Media Pendidikan Publik
Jurnalisme Islam yang progresif juga harus memainkan peran penting dalam mendidik publik, terutama dalam hal literasi agama yang baik dan benar. Menurut Azra, banyak umat Islam yang masih minim pemahaman terhadap ajaran Islam yang komprehensif. Di sinilah media Islam bisa menjadi sarana untuk memberikan pendidikan agama yang benar, serta mendorong umat untuk mempraktikkan nilai-nilai Islam yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Jurnalisme Islam progresif, menurutnya, harus memfasilitasi pendidikan kritis, di mana umat Islam diajak untuk terus belajar dan menafsirkan ajaran agama mereka dalam konteks modern. Media memiliki kapasitas untuk menyediakan ruang diskusi yang sehat, di mana tafsir agama yang radikal atau konservatif bisa dikritisi secara terbuka dan akademis.
6. Meningkatkan Etika Jurnalisme dan Profesionalisme
Sebagai seorang akademisi yang peduli pada etika jurnalisme, Prof. Azra selalu menekankan pentingnya profesionalisme di dunia media. Jurnalisme Islam yang progresif, menurutnya, harus menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, termasuk dalam hal verifikasi berita, keberimbangan sumber, dan pelaporan yang adil. Etika dalam jurnalisme menjadi pondasi penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap media, terutama dalam hal melaporkan isu-isu agama yang sensitif.
Azra percaya bahwa tanpa etika yang kuat, jurnalisme bisa menjadi alat manipulasi yang justru merugikan umat Islam dan masyarakat luas. Dalam konteks ini, jurnalisme Islam progresif harus terus menekankan transparansi, kejujuran, dan profesionalisme dalam setiap laporannya.
7. Memperjuangkan Kebebasan Pers yang Bertanggung Jawab
Prof. Azra selalu menjadi pendukung kebebasan pers, tetapi dengan tanggung jawab yang besar. Ia percaya bahwa jurnalisme Islam yang progresif harus mendukung kebebasan pers, namun tetap dalam kerangka akuntabilitas sosial. Media harus bebas untuk menyuarakan kebenaran, namun di saat yang sama, harus menjaga integritas dengan memastikan bahwa berita yang disampaikan berbasis fakta dan bukan hanya opini atau rumor yang bisa merusak.