Kalimat (b) di atas menceritakan bahwa setelah dikageti, jantungku terasa hampir copot atau lepas. Kalimat ini juga menggunakan gaya bahasa hiperbola karena mengandung sesuatu yang berlebihan yaitu "jantungku hampir copot".Â
Dalam kenyataannya, sekaget apapun orang, tidak akan membuat jantung copot atau lepas. Sebab, jantung melekat di dalam tubuh manusia. Bagaimana mungkin bisa copot hanya karena dikageti? Maksud dari kalimat (b) yakni menceritakan keadaan kaget yang membuat jantung berdebar-debar, bukan copot.
Kalimat (c) di atas menceritakan bahwa seseorang bertanya kepada temannya terkait tasnya yang beratnya seribu ton. Kalimat ini juga menggunakan gaya bahasa hiperbola karena mengandung sesuatu yang berlebihan yaitu "seribu ton".Â
Dalam kenyataannya, seberat apapun tas yang dibawa, tidak akan sampai berton-ton, apalagi sampai seribu ton. Maksud dari kalimat (c) yakni menceritakan tas yang sangat berat sekali karena banyak barang yang dibawa.
Gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Catatan: ketika menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, gaya bahasa metafora tidak menggunakan kata: seperti, bagaikan, ibarat, bak, dan laksana. Gaya bahasa metafora dapat juga menggunakan kata kiasan atau idiom.Â
Sebab, kata kiasan sejatinya ialah mengkiaskan (menyamakan) suatu objek dengan sebuah ungkapan. Orang menggunakan gaya bahasa metafora saat menulis cerita atau berbicara agar terasa indah dan menarik.
Contoh kalimat bergaya bahasa metafora yang menyamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain yaitu:
(a) Â Ibuku adalah malaikat bagiku.
(b) Ibuku seperti malaikat bagiku
Kalimat (a) menyebutkan bahwa ibu disamakan dengan malaikat. Karena kalimat di atas menyamakan sesuatu (yaitu: ibu) dengan sesuatu yang lain (yaitu: malaikat), maka kalimat di atas menggunakan gaya bahasa metafora.