Saya menghormati keyakinan anda, namun anda juga harus menghormati keyakinan saya. Bukan berarti saya harus menerima ideologi-ideologi dari anda.
Dalam hal ini, saya mohon maaf kepada pembaca yang memiliki keyakinan yang berbeda dengan saya. Bukan maksud saya untuk “menggurui” anda dengan keyakinan saya. Karena saya adalah orang Islam, jadi tak pantaslah saya untuk berbicara tentang keyakinan yang lain. Cukuplah anda yang memiliki keyakinan berbeda dengan saya, menuliskan tentang pluralisme sesuai dengan keyakinan yang anda anut.
Mungkin kerangka berpikir saya ketika dikaji ulang ada beberapa hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa di logika. Tapi inilah saya, saya yang masih bodoh dan masih perlu banyak belajar memahami keyakinan yang saya anut.
Saya berusaha untuk mempelajarinya sesuai dengan tuntunan rasul. Sesuai dengan ulama-ulama Islam yang terpercaya dan telah terbukti kesholehannya. Bukan merujuk dengan buku-buku pemikiran yang menyentuh tentang pluralisme dan lain-lain sebangsanya. Bagi saya, itu sudah tidak benar. Kenapa harus memahami Islam kepada orang yang belum paham kepada Islam?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H