Arga terdiam sejenak, memikirkan jawabannya. Ia tahu perasaan yang mulai tumbuh dalam dirinya ini lebih dari sekadar ketertarikan biasa, tapi ia tak ingin terburu-buru.
"Tentu, aku akan senang sekali," jawabnya akhirnya, merasakan jantungnya berdebar sedikit lebih cepat.
Mereka berjalan beriringan menuju halte bus terdekat, berbicara tentang hal-hal kecil untuk mengisi keheningan malam. Ketika akhirnya bus Hana datang, ia berbalik menghadap Arga.
"Selamat malam, Arga," ucap Hana pelan.
"Selamat malam, Hana. Hati-hati di jalan," jawab Arga.
Mereka berpisah di sana, dengan perasaan yang campur aduk. Arga berdiri di sana, menyaksikan bus Hana menjauh, perasaannya bergelora antara kegembiraan dan kekhawatiran. Ia tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi malam ini, ia merasa bahwa pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.
Hana duduk di dalam bus, menatap keluar jendela dengan senyum kecil di wajahnya. Hatinya masih dipenuhi kegelisahan, namun ada harapan baru yang menyelinap di antara keraguan. Pertemuan dengan Arga telah memberinya sesuatu yang tak terduga, sesuatu yang mungkin ia butuhkan lebih dari apa pun saat ini.
Langit malam yang gelap tak mampu menyembunyikan kilauan bintang-bintang yang mulai bermunculan. Di bawah langit yang sama, dua hati yang baru saja bertemu mulai berdenyut dalam irama yang sama, menantikan pertemuan berikutnya yang mungkin akan mengubah hidup mereka selamanya.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H