Mohon tunggu...
Media Online
Media Online Mohon Tunggu... Editor - Social Media

Travel Story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan di Bawah Langit Jingga

27 Agustus 2024   00:13 Diperbarui: 27 Agustus 2024   00:25 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pinterest

Arga mengangguk. "Saya setuju. Saya juga sering datang ke sini, mencari inspirasi untuk menulis."

Hana mengangkat alisnya, tertarik. "Penulis, ya? Apa yang sedang kamu tulis?"

"Sedang mencoba menulis novel, tapi belakangan ini sedikit buntu," jawab Arga sambil tersenyum tipis. "Kamu sendiri, apa yang sedang dikerjakan?"

"Saya seorang editor di penerbitan," jawab Hana sambil tertawa kecil. "Mungkin bisa membantu kalau kamu butuh saran."

Obrolan mereka mengalir dengan mudah setelah itu. Mereka berbicara tentang pekerjaan, buku favorit, dan apa pun yang terlintas di pikiran. Tak ada topik yang terlalu berat atau terlalu ringan; semua terasa mengalir dengan alami. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasa ada kesamaan yang dalam di antara mereka, seolah-olah mereka telah saling mengenal lebih lama daripada yang sebenarnya.

Saat malam semakin larut, langit di luar berubah menjadi gelap, hanya menyisakan cahaya redup dari lampu jalanan. Kafe mulai sepi, hanya tinggal beberapa pengunjung yang tersisa. Arga dan Hana sama sekali tak menyadari berapa lama mereka telah berbicara, sampai pelayan datang menghampiri untuk memberi tahu bahwa kafe akan segera tutup.

"Sepertinya kita harus pergi," kata Arga, merasa sedikit enggan untuk mengakhiri percakapan yang terasa begitu menyenangkan.

Hana mengangguk, meski ia juga merasakan hal yang sama. "Ya, sepertinya begitu."

Mereka berdiri, membereskan barang-barang mereka, lalu berjalan bersama keluar kafe. Udara malam yang dingin menyambut mereka, membuat Hana merapatkan jaketnya.

"Aku senang bisa bertemu dan berbicara denganmu," kata Arga dengan tulus.

"Aku juga," jawab Hana, senyumnya hangat namun ada sedikit keraguan di matanya. "Kapan-kapan, mungkin kita bisa bertemu lagi di sini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun