Sari melanjutkan, "Bersama kita kuat. Kita bisa saling membantu dalam kesulitan."
Suasana menjadi haru, dan semua tetangga setuju untuk membantu. Saat malam semakin larut, mereka merencanakan langkah-langkah selanjutnya.
Keesokan harinya, Arif dan Sari membawa sumbangan ke rumah Pak Hasan. Saat mereka tiba, terlihat Pak Hasan dan keluarganya dengan wajah cemas.
"Pak Hasan, kami datang untuk membantu," kata Arif sambil menyerahkan amplop berisi uang.
Pak Hasan terkejut dan langsung meneteskan air mata. "Terima kasih... saya tidak tahu harus bagaimana tanpa kalian," ujarnya dengan suara bergetar.
"Ini adalah wujud persahabatan. Kami akan membantu sampai semua ini teratasi," tambah Sari.
Mendengar itu, anak-anak Pak Hasan berlari menghampiri Rani dan Iwan. "Terima kasih!" seru mereka.
Selama beberapa minggu ke depan, mereka bekerja sama membangun kembali kehidupan mereka. Arif dan Sari merasa lebih dekat dengan tetangga, dan rasa syukur mereka semakin mendalam.
Pada malam hari, saat anak-anak tertidur, Arif dan Sari duduk di beranda.Â
"Saya merasa hidup ini lebih berarti ketika kita saling membantu," kata Arif, menggenggam tangan Sari.
"Benar, Mas. Manisnya rumah tangga bukan hanya dari kebahagiaan kita, tetapi juga dari kebersamaan kita dengan orang lain," balas Sari.