"Ada apa, ya?" bisik Sari.
"Saya akan pergi melihat. Tetap di sini dengan anak-anak," jawab Arif tegas.
Arif bergegas keluar rumah, dan Sari merasa gelisah menunggu di dalam. Suara teriakan semakin keras, dan suasana semakin tegang. Dalam hati, Sari berdoa agar suaminya aman.
Tak lama kemudian, Arif kembali dengan ekspresi serius. "Ada masalah dengan Pak Hasan. Mereka mengatakan rumahnya akan dilelang karena utang," jelasnya.
Sari tertegun. "Tapi... bagaimana nasib keluarganya?"
"Mereka butuh bantuan. Kita harus melakukan sesuatu," kata Arif, meraih tangan Sari. "Kita tidak bisa hanya diam."
Sari mengangguk, merasakan ketegangan di udara. "Apa yang bisa kita lakukan, Mas?"
Arif mengusulkan untuk mengumpulkan sumbangan dari tetangga dan membantu Pak Hasan. Keduanya segera merencanakan penggalangan dana.Â
Keesokan harinya, Arif dan Sari pergi dari rumah ke rumah, menjelaskan situasi yang terjadi. Banyak tetangga yang ikut membantu. Rani dan Iwan pun ikut membantu dengan cara mengumpulkan mainan mereka yang sudah tidak terpakai untuk dijual.
Setelah beberapa hari bekerja keras, mereka berhasil mengumpulkan sejumlah uang. Pada malam yang tenang, mereka mengadakan pertemuan dengan seluruh tetangga di rumah mereka.
"Terima kasih atas partisipasi kalian semua," kata Arif, berdiri di depan kerumunan. "Kami berhasil mengumpulkan dana untuk membantu Pak Hasan. Mari kita dukung mereka agar bisa tetap tinggal di rumah."