Mohon tunggu...
STKIP ParacendekiaNW
STKIP ParacendekiaNW Mohon Tunggu... Dosen - STKIP Paracendekia NW Sumbawa adalah perguruan tinggi keguruan yang mengelola dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika (jenjang Sarjana)

BLOG STKIP PARACENDEKIA NW SUMBAWA Wadah publikasi tulisan ilmiah populer dan karya sastra mahasiswa dan dosen STKIP Paracendekia NW Sumbawa Penyunting: Prof. Iwan Jazadi, Ph.D., Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris dan Ketua STKIP Paracendekia NW Sumbawa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lautan Kesedihan

4 Februari 2019   10:21 Diperbarui: 4 Februari 2019   10:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di keheningan malam yang bertemankan gerimis, Aisyah kembali memikirkan hal lalu sembari memandang neneknya yang tengah duduk di kursi rotan ruang tamu menyelesaikan jahitannya. Ia begitu lemah, dengan kacamata tua yang selalu ia pakai. 

Jika Aisyah memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sore tadi, apakah mungkin ia masih bisa melihat wanita tua yang renta ini?. Apakah ia tega membiarkan neneknya menanti kepulangannya yang mungkin tidak akan pernah menampakkan diri?.

Ia masuk kedalam bilik bambu dan tidak membiarkan neneknya menyaksikan air mata yang keluar tidak tahu malu, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, berharap sang nenek tidak mendengar isak tangis yang tersedu, ketika ia mulai sedikit tenang, ia membaringkan tubuh lelahnya di atas tilam merah yang termakan usia. 

Namun masih layak digunakan. Ia mencoba memejamkan mata, menepis kenangan untuk sejenak mengistirahatkan hati yang gundah, tiba-tiba pelukan lembut merengkuhnya dari belakang, ia sudah tahu siapa itu, tangisannya kembali menggeliat dan ia berbalik membalas pelukan neneknya.

Sekiranya, neneknya sudah tahu apa yang dirasakan cucunya, memang kematian ayah, ibu, dan adik laki-lakinya meninggalkan sayatan luka yang mendalam. Tidak mudah baginya menerima kejadian tragis itu, apalagi Aisyah masih sangat belia. 

Sang nenek menepuk bahu cucunya mencoba memberikan rasa aman dan nyaman dalam pelukan hangatnya, karena ia berpikir tidak ada yang lebih baik dari waktu dalam hal memudarkan kenangan.

Aisyah terisak dalam pelukan neneknya, hingga akhirnya ia terlelap dengan anggunnya, dengan air mata masih tersisa di ujung sekat matanya, ia terlihat sangat lelah, dan belum pantas menanggung beban batin yang sedemikian angkuhnya, sungguh Aisyah yang malang, menjadi korban hidup lautan yang mengamuk. Terselamatkan, namun meninggalkan luka berdarah.

Meet the Author

Nama Sri Ulfania, panggilan kerennya sih Ulfa Alamat RT/RW 002/003 Dusun Sabedo 1, Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Lahir di Sumbawa tanggal 18 Februari 1998. Riwayat pendidikan: SDN 1 Sabedo tahun 2010, SMP Negeri 1 Utan tahun 2013, SMA Negeri 1 utan tahun 2016 dan sekarang menempuh pendidikan tinggi di STKIP Paracendekia NW Sumbawa Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Semester 3. 

Dia paling suka baca novel yang bertemakan sosial life, dia juga cukup aktif berorganisasi, seperti BEM dan HMPS pada bidang pendidikan dan olahraga. Email : sri ulfania 1708@yahoo.com.

meet-author-ulfa-5c57af5a6ddcae0b790d0770.png
meet-author-ulfa-5c57af5a6ddcae0b790d0770.png
                                                                         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun