Â
Yang tinggal kata pisah, entah apa yang memisahkan mauku atau maumu
Â
Tidak perlu bersanding jika nanti berperkara
Â
Tidak perlu bermanja jika nanti manis itu berakhir
Â
Cukup, cukup menghargai keberadaan.
Â
Sang barista terus memainkan tangannya, yang pasti ia tidak sedang memisahkan kehidupan dibalik cangkir itu.
Â