Â
Dalam konteks moto Uskup Keuskupan Agung Kupang, kebaikan bersama itu dilihat sebagai sesuatu yang membebaskan dan menyelamatkan umat sekeuskupan dalam rangka pemenuhan aspek-aspek kehidupan iman dan sosial. Membebaskan yang dimaksud ialah adanya suatu kesadaran dalam memilih dan memutuskan serta berani bertanggung jawab. Ini akan memungkinkan seluruh umat menggapai apa yang menjadi harapan bersama baik harapan Gereja maupun harapan sosial. Sebab, dengan adanya kesadaran secara khusus keterkungkungan yang dialami akibat penindasan dari dalam diri dan dari luar diri mencapai keterpurukannya ketika seseorang tidak secara sadar menyadari keterpurukannya. Untuk itu dengan kesadaran, berani memilih, memutuskan dan bertanggung jawab akan sangat memadai umat dan juga setiap kebijakan uskup dalam menjawab soal-soal kesenjangan yang dialami umat. Selain membebaskan yang dimaksud dengan menyelamatkan ialah, adanya jalan keluar dari keterpurukan yang dialami itu. Sebagaimana yang sudah dilakukan oleh Uskup Agung Kupang dalam beberapa tindakan kemanusiaan baik dalam memberi pemahaman (sosialisai), membagikan sedekah (makanan, penyediaan sarana), hingga turut mengambil bagian secara langsung merupakan suatu tanda keselamatan. Membaca solusi dan mengeksekusinya. Hal ini, tidak lebih karena sekedar jabatan yang didapat melainkan karena atas suatu intensi murni tentang akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan di Keuskupan Agung Kupang ini. Untuk itu akan sangat bertambah kebaikan bersama jika para gembala umat lainnya juga meniru dan mengkreasikan gerakan tersebut dalam karya pastoralnya masing-masing. Sehingga, kebaikan itu juga terus mengalir dan membasahi setiap orang yang dalam dirinya Yesus bersemayam.
Â
Dari Petransiit Benefaciendo menuju Bonum Commune
Â
Maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai, sebuah pantun kuno yang jika disandingkan dengan keberadaan manusia saat ini sangatlah kecil nilainya bagi keberadaannya dalam kehidupan manusia yang serba modern ini. Entah apa gerangan memaknai nilai yang terkandung dalam pantun tersebut, yang pasti egoisme dan serakah harus lebih besar dari pada kebaikan terhadap sesama. Perjalanan Keuskupan Agung Kupang hingga saat ini sebenarnya mau menunjukka kepada seluruh umat Katolik sekeuskupan bahwa penyertaan Tuhan dalam karya penyelamatan di keuskupan ini tidaklah berhenti sampai kapan pun. Dan hal ini sangat nyata dalam diri Uskup Keuskupan Agung Kupang, Mgr Petrus Turang Pr. Totalitas pelayanan yang ditunjukkan olehnya merupakan tanda kasihnya bagi seluruh umat sekeuskupan. Tidak lain ialah Mgr Petrus Turang mampu menempatkan diri sebagai bagian yang utuh dan satu dengan realitas hidup Gereja ditengah tantangan zaman dalam keuskupan yang digembalakan ini. Petransit Benefaciendo adalah spiritnya dan Bonum Comune merupakan jaminannya. Tidak memandang bulu dan peka dengan realitas iman dan sosial umat adalah hakikat yang termuat dalam dirinya. Untuk itu sebagai umat gembalaanya, tidaklah tepat jika kebaikan yang sudah dimulai itu terus dipudarkan dengan semangat "sekular", sehingga berujung pemenuhan diri sendiri saja. Alangkah baiknya jika sifat sekular itu dihilangkan dan menempatkan diri sebagai sumber kebaikan bersama sejatinya berani melihat sesama sebagai "aku yang lain" yang saat lapar aku membutuhkan makan dan saat haus aku membutuhkan minum.
Â
Oleh karena kebaikan yang sudah dimulai oleh Mgr Petrus Turang Pr, yang terungkap dalam motonya itu dapat menjadi bagian utuh perjalanan hidup iman. Sebab, kehadirannya mendorong seluruh umat untuk senantiasa belajar berbuat baik, karena keselamatan pada Gereja akan terjad karena perbuatan-perbuatan baik. Perbuatan baik menyatukan dan memperkuat kebersamaan hidup, karena itulah tanda kehadiran dari para murid Kristus yang senantiasa bersatu dalam cinta kasih-Nya. Dan ini merupakan wujudnyata dari ajaran iman tidaka lain ialah cinta kasih, yang nantinya persekutuan Gereja-Gereja di Keuskupan Agung Kupang ini mendapat rahmat hidup untuk berbagi kebaikan dalam setiap perbuatan baik.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
- Konsili Vatikan II: 1962-1965.
- Â
- Usboko, Korenelis, Pr, Isi Ringkas Alkitab Dari Kitab Kejadian Sampai Kitab Wahyu. Kupang: Lima Bintang, 2021
- Â
- Alkitab Deuterokanonika. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2018
- Â
- Sastrapratedja, Lima Gagasan Yang Dapat Mengubah Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila, 2013
- Â
- https://www.sesawi.net/gaudium-et-spes-cara-gereja-merengkuh-dunia-modern/