Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Cara Mengatasi Burnout Ketika Mengerjakan Skripsi

2 Oktober 2021   18:02 Diperbarui: 2 Oktober 2021   20:25 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi burnout mengerjakan skripsi (Sumber: money.kompas.com)

Mengerjakan skripsi rata-rata adalah bagian dari salah satu kewajiban mahasiswa di universitas manapun di seluruh dunia sebelum dapat secara resmi dari universitas tempat mereka belajar. Meskipun di beberapa universitas, ada yang mulai tidak mewajibkan mahasiswanya mengambil skripsi sebagai syarat kelulusan.

Selama ini, terutama di Indonesia, skripsi selalu dikenal sebagai momok yang menakutkan bagi mahasiswa di universitas manapun. Entah sejak kapan, namun begitulah paradigma yang ada di benak mahasiswa ketika membicarakan mengenai skripsi. Bahkan, beberapa dari mereka enggan membicarakan skripsi ketika berada di semester awal, karena merasa stres (burnout) duluan.

Penulis sendiri yang merupakan mahasiswa tingkat akhir dan sedang mengerjakan skripsi, paham betul mengenai situasi tersebut.

Yup, di universitas tempat penulis menuntut ilmu, sempat ada wacana bahwa skripsi akan menjadi optional (pilihan) dan bukan lagi menjadi kewajiban.

Teman-teman penulis, termasuk penulis, langsung bersorak kegirangan, meskipun ujung-ujungnya wacana tersebut hanya menjadi sekedar wacana.

Namun, yang akan menjadi fokus di artikel penulis kali ini adalah mengapa skripsi bisa menyebabkan burnout bagi mahasiswa, dan bagaimana cara mengatasinya.

Menurut penulis, anggapan yang mengatakan kalau proses pembuatan skripsi membuat burnout mahasiswa, sejatinya itu benar adanya, karena jujur prosesnya sangatlah melelahkan.

Namun, bukan berarti bahwa tidak ada cara untuk mengatasi rasa burnout saat menghadapi skripsi tersebut. Nah, berikut penulis akan membagikan beberapa cara yang penulis terapkan ketika berhadapan dengan burnout saat mengerjakan skripsi.

1. Atur Waktu Istirahat

Yang paling pertama yang harus dilakukan ketika sedang mengerjakan skripsi adalah mengatur waktu istirahat. Yup, ini adalah salah satu poin krusial yang penulis lakukan ketika mengerjakan skripsi.

Jadi, penulis tidak menunggu sampai penulis benar-benar merasa burnout baru beristirahat, namun penulis akan beristirahat dahulu sebelum perasaan burnout itu muncul.

Mengapa perlu beristirahat sebelum burnout muncul? Karena ketika burnout sudah terjadi, maka seketika otak kita akan berasa seperti konslet, dan akan sulit melanjutkan proses pengerjaan skripsi, meski sudah melakukan istirahat sekalipun.

Jadi, ada baiknya teman-teman yang sedang mengerjakan skripsi mengatur jadwal beristirahat tersebut. Misalnya, ketika sudah menulis atau mencari referensi selama 30 menit, maka ambil break selama 5 atau 10 menit. Entah main game, scroll sosial media, atau sekedar mengistirahatkan mata dengan rebahan. Bisa juga dengan kegiatan lain yang menurut kalian bisa membuat kalian rileks.

Namun, perlu dicatat untuk tidak beristirahat terlalu lama, karena justru akan menghilangkan mood mengerjakan skripsi. Cara mengakalinya, teman-teman bisa memasang alarm ketika teman-teman beristirahat. Jadi, ketika waktu 5 atau 10 menit sudah selesai, maka waktunya kembali hustle mengerjakan skripsi yang tadi.

2. Buat Penjadwalan yang Jelas

Poin berikutnya untuk mengatasi burnout saat mengerjakan skripsi, adalah dengan cara membuat penjadwalan yang teratur setiap harinya. Contohnya, hari Senin mencari referensi, lalu hari Selasa target menyelesaikan 4 atau 5 paragraf, hari Rabu lanjut 3 atau 4 paragraf lagi, dan begitu seterusnya.

Manfaat dari melakukan penjadwalan tersebut jelas untuk menghindari burnout ketika mengerjakan skripsi. Bayangkan, bila di hari Senin kita memilih untuk bersantai tidak melakukan apa-apa, lalu dihajar semua di hari Selasa (mencari referensi+membuat 8 paragraph+dan lain-lain).

Aktivitas yang berat dan menumpuk di hari Selasa tersebut akan membuat kepala lebih gampang mumet dan mata yang lebih gampang lelah akibat dipaksa bekerja terlalu lama.

Memang ada beberapa orang yang prefer untuk mengerjakan semua hal dalam sehari, dan beristirahat total di hari berikutnya. Hal itu sebenarnya sah-sah saja, namun alangkah baiknya agar tugas skripsi tersebut dibagi menjadi beberapa porsi dalam sehari, sehingga kemungkinan burnout untuk muncul akan semakin kecil, karena tingkat stres per harinya sudah diredam dengan cara tugas yang dicicil tadi.

3. Lakukan Hal yang Membuatmu Bahagia

Hal selanjutnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi burnout ketika sedang mengerjakan skripsi, adalah dengan melakukan hal yang membuat teman-teman bahagia. Istilah kerennya, jangan lupa melakukan self reward. Namun, tidak hanya sesusah mengerjakan saja, melainkan sebelum dan sesudah.

Hal itu sendiri sudah penulis praktekan, dan ternyata efektif. Self reward yang penulis terapkan sebelum mengerjakan skripsi, berfungsi sebagai motivasi atau pemicu semangat untuk mengerjakan skripsi. Sementara self reward sesudah mengerjakan skripsi, berfungsi sebagai hadiah karena kita sudah bekerja keras mengerjakan skripsi tersebut.

Beberapa self reward yang penulis lakukan sebelum mengerjakan skripsi biasanya adalah memakan makanan favorit, entah itu tteokbokki, mie kuah, hingga kopi dan toast dari salah satu brand favorit penulis. Makanan tersebut bisa dimakan sebelum atau berbarengan saat mengerjakan skripsi.

Sementara self reward ketika selesai mengerjakan skripsi, biasanya penulis menonton drakor episode terbaru atau episode terbaru dari Running Man dan Sixth Sense Season 2. Kadang juga penulis hanya tidur siang/sore hingga 3 atau 4 jam, untuk mengistirahatkan mata penulis yang minusnya besar.

Nah, itulah beberapa self reward yang penulis lakukan sebelum dan sesudah mengerjakan skripsi. Namun, tentu self reward setiap orang tidak sama.

Hal yang enjoy menurut penulis, belum tentu enjoy menurut kalian. Jadi, pilihlah self reward yang sesuai selera teman-teman, asalkan tidak menganggu proses ketika sedang mengerjakan skripsi.

4. Mencari Udara Segar

Cara berikutnya untuk mengatasi burnout ketika mengerjakan skripsi adalah mencari udara segar. Yup, sebenarnya kalimat mencari udara segar adalah metafor saja untuk melakukan hal-hal yang menyegarkan kembali semangat kita sebelum kembali berjuang mengerjakan skripsi.

Biasanya ketika mencari udara segar, hal yang penulis lakukan adalah berolahraga. Entah itu bermain tennis, futsal, bersepeda, atau sekedar jogging. Hal tersebut membantu fisik kita menjadi segar dan bertenaga.

Makan di kafe bersama sahabat atau pasangan juga merupakan salah satu cara mencari udara segar yang ampuh untuk dilakukan. Ya, intinya proses "mencari udara segar" dapat berbagai macam bentuknya, yang terpenting bisa membuat kita tidak suntuk akibat terus-terusan menatap layar laptop untuk menyelesaikan skripsi.

5. Bertemu dengan Teman/Sahabat

Cara terakhir menurut penulis untuk menghilangkan stres kala mengerjakan skripsi, adalah sesekali berjumpa dengan teman atau sahabat. Cara terakhir ini sendiri beberapa kali penulis lakukan, ketika teman-teman penulis masih berada di Palembang. Beberapa kali penulis mengobrol bareng di kedai kopi, dan banyak bertukar pendapat dan insight, dan kebetulan ada yang nyangkut dengan topik skripsi penulis.

Nah, namun penulis melihat acap kali ada orang-orang yang justru memilih menjauh dari teman-temannya ketika sedang menulis skripsi. Alasannya supaya lebih fokus mengerjakan, tapi toh tak jarang juga ujung-ujungnya mentok dan malah menjadi bosan.

Maka dari itu, penulis ingin menekankan bahwa peran teman-teman justru sangat penting ketika menulis skripsi, baik sebagai moral support maupun sebagai salah satu sumber insight/inspirasi. Untuk teman-teman yang akan atau sedang menulis skripsi, percayalah moral support dari teman atau sahabat selama penulisan skripsi itu sangat positif sekali. Penulis berani menuliskan hal tersebut karena memang sudah merasakan betul manfaatnya.

***
Nah, itulah beberapa cara yang bisa penulis bagikan untuk mengatasi dan mencegah burnout selama proses penulisan skripsi. Yuk, sama-sama berjuang bagi kita yang sedang mengerjakan, semoga bisa lulus tepat waktu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun